Akhirnya, kata Edwin, pihak keluarga memutuskan agar dilakukan pengangkatan rahim.
"Dan diputuskan agar Rachel diangkat rahimnya," ujar Edwin Aprihandono.
Pendarahan ini disebut menyebabkan Rachel Maryam kehilangan banyak darah, yang membuat HB darahnya menjadi drop dan membutuhkan banyak sekali transfusi darah.
Edwin kemudian menjelaskan bahwa kondisi itu membuat Rachel Maryam harus dibuat tidak sadar dan bukan mengalami koma.
"Untuk kenyamanan pasien, maka dokter memutuskan agar Rachel 'ditidurkan' atau dibuat 'tidak sadar' selama 2 hari dari total 4 hari Rachel dirawat di ICU. (Jadi berita bahwa Rachel 'koma' sebenarnya kurang tepat, lebih tepatnya 'ditidurkan')" kata Edwin.
Kini Rachel nampaknya sudah mulai pulih dan sedikit bisa kembali beraktivitas.
Ia pun baru saja membagikan potret anak keduanya itu pada Sabtu (10/10/2020) kemarin.
Rachel pun mengaku sangat bersyukur dikaruniai anak keduanya yang diberi nama Muhammad Eijaz Mata Air.
"Alhamdulillah wa syukurillah Ya Allah, terima kasih telah memberikan amanah yang sungguh amat indah ini.
"Telah lahir anak laki-laki kami Muhammad Eijaz Mata Air pada hari Jumat, 2 Oktober 2020 dengan berat 3.780gr dan tinggi 50cm dengan selamat dan sehat wal afiat," terang Rachel Maryam.
Source | : | Kompas.com,Instagram |
Penulis | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Editor | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Komentar