Mengetahui hal itu, Elsa masih saja ngeyel. Dia teriak-teriak menangis di depan Papa Surya dan kekeh untuk tidak pulang jika papanya itu tidak memaafkannya.
Elsa memang aneh. Dia sendiri yang salah, dia yang lebih galak.
Saking galaknya, dia bahkan marah-marah sendiri ke Mama Sarah. Dia mengancam mamanya agar tidak ngomong ke Nino.
Mama Sarah sampai menangis melihat kelakukan Elsa. Dia meminta Elsa agar berpikir konsekuensinya.
Jika sampai Mama Sarah mengadu ke Nino, maka Nino akan marah padanya dan bisa-bisa, pernikahan yang dia bangga-banggakan berakhir di meja hijau.
Apalagi, dia sebenarnya mengandung anak Ricky, bukan Nino.
Elsa pusing bukan kepalang. Segala kebohongan yang dia luncurkan zaman dulu bisa terpatahkan begitu saja oleh Aldebaran.
Dia marah dengan keadaan. Namun, seperti kata pepatah, apa yang dia tabur, maka itu yang dia tuai.
Elsa menuai badai jika dia menabur angin.
Dia banyak memfitnah Andin. Bisa saja, dia akan berakhir seperti Andin. Dia sedang hamil dan bakal menghadapi proses hukum.
Source | : | Tribunjogja.com |
Penulis | : | Nindy Nurry Pangesti |
Editor | : | Nindy Nurry Pangesti |
Komentar