Pertanyaan itu banyak diutarakan para pemimpin negara saat mereka memeriksa pilihan vaksin Covid-19 dan mencoba memutuskan mana yang paling berguna untuk mengakhiri pandemi virus corona.
Peneliti kesehatan masyarakat di Oswaldo Cruz Foundation di Rio de Janeiro, Brasil, Cristina Possas mengatakan bahwa ini adalah keputusan yang dibentuk karena terbatasnya persediaan vaksin corona, serta terhambat oleh data yang terbatas.
"Pada saat ini, tidak mungkin membandingkan vaksin-vaksin tersebut," kata Possas.
Kendati demikian, tak bisa dipungkiri bahwa untuk mengakhiri pandemi Covid-19 ini banyak orang yang mungkin merasa sulit untuk berpaling dari hasil uji klinis yang menunjukkan efikasi atau kemanjuran dari vaksin yang ada.
Sejauh ini, lebih dari 200 juta dosis vaksin virus corona telah didistribusikan untuk mempersenjatai dunia dalam mengatasi pandemi virus corona dan data hasil uji klinis telah bergulir di beberapa negara.
Hasil teratas dari studi vaksin menunjukkan serangkaian perlindungan dan posisi teratas itu dicapai Pfizer bersama rekannya dari Jerman, BioNTech.
Efikasi vaksin Pfizer-BioNTech yang berbasis messenger RNA (mRNA) ini 95 persen efektif melindungi dari infeksi Covid-19.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Lena Astari |
Editor | : | Lena Astari |
Komentar