Rabu (4/9/2013) siang, Prahara ditemukan sudah tak bernyawa di kamar kosnya di kawasan Kebon Kacang, Jakarta Pusat.
Ketika ditemukan, hidung dan mulut korban terlihat mengeluarkan darah yang sudah mengering.
Sementara itu, kamar kosnya dalam keadaan acak-acakan dan pesawat TV masih menyala.
Jenazah Adih Prahara Mahdisa dimakamkan langsung di kawasan Pesantren Nurul HUda, Munjul, Cirebon, Jawa Barat.
Saat akan dilakukan otopsi terhadap jenazahnya, pihak keluarga menolak dengan keras.
Keluarga lebih memilih untuk langsung memakamkan arktor yang meninggal di usia 32 tahun itu.
Pemilihan tempat pemakaman berdasarkan wasiat dari Adi Prahara Mahdisa sendiri saat masih hidup.
"Kalau lagi ngobrol, dia suka bilang, 'Aku kalau meninggal mau di kubur di Munjul, di Pesantren'. Pas tahu Adi meninggal, ibu langsung hubungi Kyai pesantren, untuk minta izin. Alhamdulilah diperbolehkan." kata ibu Adi, Sauudiah.
Source | : | Kompas |
Penulis | : | Ayudya Winessa |
Editor | : | Miya Dinata |
Komentar