GridFame.id - Siapa yang tak kenal Tora Sudiro?
Namanya sudah mulai dikenal masyarakat Indonesia berkat kesuksesan aktingnya di sitkom Extravaganza.
Mengawali karir sebagai foto model, Tora Sudiro beberapa kali mencoba peruntungan sebagai anak band hingga komedian.
Tak berhenti sampai di situ, Tora Sudiro juga sukses menjadi aktor yang membintangi berbagai judul FTV dan film layar lebar.
Kesuksesan Tora Sudiro itu tak sebanding dengan perjalanan asmaranya yang dipenuhi lika-liku dan hujatan.
Dituding panen karma sampai diciduk polisi, tak banyak yang tahu diam-diam Tora Sudiro mengidap penyakit mental langka.
Apa yang terjadi sebenarnya?
Dilansir dari Tribunnews.com, tahun 2017 lalu Tora Sudiro dan Mieke Amaliapernah ditangkap polisi karena menyimpan 30 butir dumolid tanpa resep dokter.
Hal itu membuat Tora Sudiro dituding melakukan penyalahgunaan obat-obatan terlarang hingga harus ditangkap Satuan Narkoba Polres Metro Jakarta.
Suami Mieke Amalia itu berasalan mengonsumsi dumolid lantaran kerap mengalami insomnia, kecemasan dan stres berat.
Bukan itu saja, Tora Sudiro pun lantas membuat pengakuan mengejutkan soal gangguan mental yang ia derita selama dua tahun terakhir.
Tora Sudiro ternyata mengidap Tourette Syndrom yang merupakan penyakit keturunan yang menyerang bagian saraf atau neuropsiliatrik.
Penyakit ini ditandai dengan gejala tic, yaitu gerakan berulang yang dilakukan tanpa sengaja atau di luar kesadaran.
Kuasa hukum Tora Sudiro juga membenarkan bahwa kliennya kerap melakukan sesuatu di luar kendali saat kambuh.
"Dia (Tora) juga kena penyakit syndrome tourette. Jadi suka bergoyang-goyang gitu kan kepalanya. Dia sudah dua tahun (sakit), kalau cemas atau kenapa, dia goyang-goyang gitu kepala atau tangannya," kata Lydia Wongsonegoro, pengacara Tora ditemui di kawasan Wijaya, Jakarta Selatan, Senin (7/8/2017).
Baca Juga: Dulu Grebek Suami dan Mieke Amalia di Hotel, Kabar Mantan Istri Tora Sudiro Kini Tak Diduga!
Menurut Lydia, Tora Sudiro memang awalnya mendapat obat dumolid dari dokter namun seiring berjalannya waktu ia terbiasa membeli tanpa resep.
Pasalnya, dumolid membantu suami Mieke Amalia itu untuk bisa tidur pulas setiap malamnya.
"Jadi Dumolid itu obat kan tidur, yang digunakan untuk orang orang yang mengalami insomnia," kata Lydia.
"Kan di apotek atau (toko) online gampang dapetnya, mungkin awalnya pakai resep. Setelah itu mungkin, 'ngapain ke dokter lagi', kan gitu," imbuh Lydia.
Dukungan untuk Tora Sudiro pun berdatangan hingga akhirnya kepolisian menyetujui pengalihan penahanan ke RSKO untuk rehabilitasi.
Tora Sudiro sendiri juga mengakui bahwa penyakitnya itu susah disembuhkan lantaran ada faktor keturunan.
"Enggak bisa sembuh total. Saya tahu Tourrete ini pas lagi nonton HBO. Di situ dijelaskan, itu ternyata ada ya," ucap ayah 5 anak itu.
"Gue cari di Wikipedia ada, sampai obatnya juga ada. Obatnya memang penenang. Tourrete ini penyebabnya kalau kata dokter memang keturunan. Penyakit ini bawaan kecil. Saya pakai obat ini(Dumolid) juga bukan buat macam-macam," jelasnya.
Sebelum tahu soal penyakit Tora Sudiro, tak sedikit yang membanjiri dirinya dan Mieke Amalia dengan ujaran kebencian.
Tak sedikit yang menyebut keduanya menuai karma lantaran perbuatan di masa lalu.
Seperti diketahui, Mieke Amalia dan Tora Sudiro dulu berselingkuh dari pasangan masing-masing usai terlibat cinlok di Extravaganza.
Hubungan gelap Mieke dan Tora dilakukan sembunyi-sembunyi, bahkan tak jarang keduanya bertemu di kamar mandi.
"Kita aja ketemu udah susah, kalau pacaran ke kamar mandi, (bisik-bisik) aku lagi di kamar mandi. Untung-untung gue udah dikawinin," ungkap Mieke Amalia di YouTube 3SecondTV (16/10/2020).
Bahkan pasca ketuk palu cerai, keduanya juga sempat kumpul kebo alias tinggal bersama tanpa terikat pernikahan.
"Samen leven (hidup bersama) kagak ketahuan, lu bayangin enggak. Duh, udah ngumpet-ngumpet kayak apaan tahu. Itunya aja udah dua tahun sendiri tuh," jelasnya.
Belasan tahun melalui suka duka bersama, kini keduanya hidup bahagia dan jauh dari gosip miring.
Source | : | YouTube |
Penulis | : | Nindy Nurry Pangesti |
Editor | : | Nindy Nurry Pangesti |
Komentar