GridFame.id - Pedangdut Ayu Ting Ting terus menerus menjadi sorotan publik.
Petisi Ayu Ting Ting pun menembus angka 66 ribu lebih, dan tiap menitnya masih ada yang menandatangani.
Bahkan kini masa lalu Ayu pun muncul lagi ke permukaan, salah satu yang paling menjadi perhatian kisahnya dengan sang mantan suami, Enji Baskoro.
Ayu sendiri sempat menikah siri dengan Enji, namun rencana pernikahannya batal karena suatu masalah.
Sejak kisruh tersebut Ayu dan Enji pun bak perang dingin, buah cinta mereka Bilqis Khumairah Rozak pun sempat jadi permasalahan.
Kala itu sekitar 2017, Ayu Ting Ting berseteru dengan Enji sampai menarik perhatian Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).
Ketika itu Erlinda yang menjabat sebagai Ketua Divisi Sosialisasi Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) soal status Bilqis, membuat keluarga besar Ayu Ting Ting terluka, dikutip dari website resmi KPAI.
Menurut Erlinda, bila dalam tes DNA terbukti Bilqis adalah putri Enjie Baskoro, Ayu harus memberikan kesempatan kepada mantan suaminya untuk mengurus putrinya.
Bila Ayu tetap bersikukuh menolak Enjie sebagai ayah putrinya, ada sanksi pidana yang bisa dikenakan kepada pedangdut tersebut.
Ayah Rozak dan Umi Kalsum Murka
Hal ini tentu saja membuat Abdul Rozak dan Umi Kalsum, orang tua Ayu marah besar.
Keduanya mengimbau KPAI tidak mencampuri urusan keluarganya.
“Apa kalian tahu bagaimana anak dan cucu ayah tidak diakui laki-laki itu. Apa kalian lihat bagaimana air mata ini tumpah melihat putri ayah membesarkan anaknya sendiri,” kata Abdul dalam infotainment, Senin (29/5).
Dia menambahkan, selama tiga tahun berjuang sendiri, tidak ada upaya Enjie untuk memperbaiki keadaan. Namun, saat melihat Bilqis tumbuh sehat, cerdas, dan cantik, tiba-tiba Enjie datang meminta haknya sebagai ayah kandung.
“Kami mohon kepada KPAI untuk tidak sembarangan mengeluarkan ancaman kepada putri ayah. Kalau mau penjarakan Ayu, hadapi ayah dan ibu dulu. Memangnya sembarangan memenjarakan orang. Ayah hanya ingin melihat anak dan cucu hidup tenang bahagia,” pungkasnya
Source | : | KPAI |
Penulis | : | Miya Dinata |
Editor | : | Miya Dinata |
Komentar