GridFame.id – Kasus anak di luar nikah yang menyeret nama Wenny Ariani dan Rezky Adhitnya kini belum juga menemukan titik terang.
Bagaimana tidak, meski Wenny Ariani telah berupaya membawa bukti terkait masa lalunya, Rezky Adhitya masih kekeuh tak mau mengakui.
Yang terbaru, Wenny Ariani membeberkan kepada media sebuah foto jadul Rezjy Adhitya dengan anak yang disebut darah dagingnya, Kekey.
Namun, lagi-lagi Rezky Adhitya terus mengelak kenyataan tersebut.
Sebelumnya, pihak Wenny Ariani dan Rezky Adhitya telah melakukan beberapa kali sidang.
Sayang sekali, hal tersebut tak membuahkan hasil lantaran Rezky Adhitya selalu mangkir dengan alasanyang tidak jelas.
Menanggapi permasalahan yang semakin panas, Wenny Ariani mengutarakan kesedihannya.
Lewat kanal YouTube Cumi Cumi, ibunda Kekey menceritakan penderitaan anaknya selama ini.
Diakui Wenny Ariani, ia juga akan terus berusaha mengungkap fakta yang selama ini dipendam.
“Kekey berhak tahu siapa ayah dan ibunya, kedua Kekey berhak mendapat kasih sayang dari kedua orang tuanya, itu sih sebetulnya,” ujar Wenny Ariani, dikutip GridFame.id pada YouTube Cumi Cumi.
Dalam hal ini, ibunda Kekey sangat menyayangkan sikap Rezky Adhitya kepada sang anak.
Bak tamparan keras untuk Rezky Adhitya, Wenny juga menekankan bahwa Kekey tak memiliki salah apa-apa dalam hal ini.
“Jadi anak ini kan lahir ke dunia Kekey tuh nggak salah apa-apa, tidak ada anak yang bisa memilih,”lanjut Wenny Ariani.
Tak tahan dengan penderitaan Kekey karena perbuatannya dengan Rezky di masa lalu, Wenny ingin sekali memperbaiki kesalahannya.
“Kalo kita masih dikasih kesempatan kita bisa memperbaiki kesalahan itu,” ujar Wenny.
Namun, kini hati Rezky Adhitya masih tertutup rapat.
Lebih lanjut, Wenny Ariani terus berharap agar Rezky Adhitya mau berlapang dada menyelesaikan masalahnya di masa lalu.
“Saya sih berharap Rezky bisa legowo menyelesaikan masalah ini.
Mau satu tahun, dua tahun, delapan tahun, atau bahkan tiga puluh tahun, masalah anak ini tidak ada kadaluarsanya,” lanjut Wenny Ariani.
Source | : | YouTube |
Penulis | : | Hani Arifah |
Editor | : | Nindy Nurry Pangesti |
Komentar