GridFame.id- Masyarakat Indonesia harus mengetahui mengenai varian corona MU dinilai lebih kebal akan vaksin.
Virus corona mulai masuk Indonesia pada awal Maret 2020 lalu, pertama kalinya pemerintah mengumumkan dua kasus pasien Covid-19 di Indonesia.
Hingga saat ini belum ada obat yang dianggap mampu menghindari agar seseorang tidak terinfeksi virus tersebut.
Sudah banyak nyawa melayang mulai dari masyarakat umum hingga para tenaga kesehatan akibat kejahatan dari virus tersebut.
Maka dari itu pemerintah menggencarkan vaksinasi sebagai salah satu cara menghentikan proses penyebaran Covid-19.
Namun masih ada saja varian baru virus corona yang terus muncul dan menyebar luas di beberapa negara yakni varian virus MU.
Baru-baru ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menemukan varian virus Covid-19 yang terbaru, yakni MU.
Berdasar hasil pantauan WHO, virus corona MU ini kebal terhadap vaksin dan masuk daftar Variant of Interest.
Melansir The Guardian, Minggu (5/9/2021) varian MU pertama kali ditemukan dan diidentifikasi di Kolombia dan dikenal dngan nama B.1.621.
Virus ini sudah dinyatakan tesebar ke 39 negara.
Namun sejauh ini, varian MU belum menimbulkan kekhawatiran sebesar varian Aplha dan Delta, yang diklasifikasikan sebagai varian kekhawatiran yang lebih serius.
The Guardian mengungkap juga bahwa varian ini dikhawatirkan kebal terhadap orang yang sudah divaksinasi.
Baca Juga: Mitos VS Fakta Golongan Darah O Lebih Kebal Covid-19? Ahli Beri Penjelasan Mengejutkan Ini
Dalam laporan Public Health England (PHE) pada bulan Juli, kasus varian MU sempat ditemukan di London dan terjadi pada remaja berusia 20-an.
Beberapa remaja sempat dites dan menunjukkan hasil positif MU setelah diketahui menerima satu hingga dua dosis vaksin Covid-19.
Sejauh ini, kasus Covid-19 akibat varian MU terdeteksi di beberapa wilayah, Amerika Selatan, Inggris, Eropam As, hingga Hongkong.
Penyebab Utama
WHO mengungkapkan, varian MU memiliki konstelasi mutasi yang menunjukkan sifat potensial untuk lolos dari kekebalan.
Data awal menunjukkan itu mungkin menghindari pertahanan kekebalan dengan cara yang mirip dengan varian Beta yang sebelumnya ditemukan di Afrika Selatan.
Kendati demikian, laporan tersebut perlu dikonfirmasi lebih lanjut lagi.
Dari penilaian Public Health England (PBE) Agustus lalu menunjukkan bahwa, varian MU setidaknya sama resistennya dengan varian Beta terhadap kekebalan yang timbul dari vaksinasi.
Semua virus, termasuk SARS-Cov-2 mang menyebabkan Covid-19 terus bermutasi dari waktu ke waktu dan sebagian besar mutasi memiliki sedikit atau sama sekali tidak berpengaruh pada sifat virus.
Meskipun demikian, mutasi tersebut dapat mempengaruhi sifat virus dan berpengaruh terhadap seberapa besar virus tersebut menyebar, tingkat keparahan penyakit hingga ketahanannya terhadap vaksin, obat-obatkan dan pencegahan lainnya.
***
Source | : | kompas,guardian |
Penulis | : | Nabilah Hermawati |
Editor | : | Lena Astari |
Komentar