GridFame.id - Daun katuk salah satu tanaman yang ampun menjadi bahan alami.
Menurut kabar yang beredar, daun katuk ini sangat bagus dikonsumsi bagi ibu hamil.
Daun katuk ini juga bisa mempelancar asi nantinya saat bayi melahirkan.
Tak hanya itu saja, tumbuhan ini juga mampu mengatasi penyakit seperti bisul, flu, mengatur kadar kolesterol hingga mambangkitkan vitalitas seks.
Meskipun baik untuk kesehatan, nyatanya daun katuk bisa membahayakan tubuh loh.
Penasaran kan? Yuk simak artikel di bawah ini soal daun katuk.
Oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, tanaman bernama Daun Katuk (Saurapus Androgynus) ini biasa dimasak sebagai sayuran. Tapi tidak sedikit juga yang memanfaatkannya sebagai obat.
Menurut ilmu kedokteran, kandungan yang ada di dalam daun katuk ternyata banyak sekali yang bermanfaat bagi tubuh, seperti; protein, lemak, kalsium, fosfor, besi, vitamin A, B, dan C.
Bayangkan saja dalam 100 g daun katuk terdapat 59 kal energi, 6,4 g protein, 1,0 g lemak, 9,9 g hidrat arang, 1,5 g serat, 1,7 g abu, 233 mg kalsium, 98 mg fosfor, 3,5 mg besi, 10020 mcg karoten, 164 mg vitamin A, B, dan C, serta 81 g air.
Berikut beberapa manfaat daun katuk:
Efek Samping Mengerikan
Di balik manfaatnya yang begitu banyak, ternyata daun katuk juga memiliki efek samping jika kita mengonsumsinya secara berlebihan.
Di Taiwan, 44 orang mengonsumsi jus daun katuk mentah (150 g) selama 2 minggu - 7 bulan, terjadi efek samping dengan gejala sukar tidur, tidak enak makan dan sesak nafas.
Gejala hilang setelah 40-44 hari menghentikan konsumsi jus daun katuk. Hasil biopsi dari 12 pasien menunjukkan bronkiolitis obliterasi.
Sejumlah 178 pasien mengkonsumsi jus daun katuk mentah dengan dosis 150 g / hari (60,7 %), digoreng (16,9 %), campuran (20,8 %), dan digodok (1,7 %), selama 7 bulan - 24 bulan.
Lalu terdapat efek samping setelah penggunaaan selama 7 bulan berupa gejala obstruksi bronkiolitis sedang sampai parah, sedangkan konsumsi selama 22 bulan atau lebih menyebabkan gejala bronkiolitis obliterasi yang permanen.
Di Amerika, sejak tahun 1995 daun katuk goreng, salad daun katuk, dan minuman banyak dikonsumsi oleh masyarakat sebagai obat antiobesitas (pelangsing tubuh).
Penelitian dilakukan terhadap 115 kasus bronkiolitis obliterasi (110 perempuan dan 5 pria), berumur antara 22-66 tahun yang sebelumnya mengkonsumsi daun katuk.
Pada uji fungsi paru terlihat obstruksi sedang sampai parah. Pengobatan dengan campuran kortikosteroid, bronkodilatasi, eritromisin, dan zat imunosupresi hampir tidak berkhasiat.
Setelah 2 tahun bronkiolitis obliterasi berkembang menjadi parah dan terjadi kematian pada 6 pasien (6,1 %).
Proses perebusan daun katuk dapat menghilangkan sifat anti protozoa. Jadi dapat disimpulkan pemanasan dapat mengurangi sampai meniadakan sifat racun daun katuk.
Karena itu, sebelum mengkonsumsi daun katuk lebih baik direbus terlebih dahulu untuk menghilangkan sifat anti protozoa yang artinya adalah membunuh racun yang terkandung di daun katuk tersebut. Sedangkan batas maksimal mengonsumi daun katuk ini adalah 50 g per hari.
Artikel ini telah tayang di TribunKaltim.co dengan judul " Daun Ini Kaya Manfaat, tapi juga Punya Efek Samping Mengerikan jika Dikonsumsi Berlebihan"
Penulis | : | Ayudya Winessa |
Editor | : | Lena Astari |
Komentar