Salah satu kemungkinan penyebabnya adalah virus SARS CoV-2, virus penyebab Covid-19 yang dapat langsung menyerang sistem saraf pusat serta otak.
"Kami telah melihat ini dalam beberapa studi otopsi, tetapi hal itu bias karena (kabut otak) ditemukan pada orang yang tidak selamat dari Covid," ungkap Becker.
Teori lain adalah bahwa kabut otak mungkin disebabkan oleh virus yang mengakibatkan peradangan kronis, bahkan setelah seseorang pulih dari Covid-19.
Teori terakhir, menurutnya adalah karena seseorang dapat mengembangkan hipoxia, kondisi kurangnya oksigen ke otak ketika terinfeksi Covid-19.
Sehingga, menimbulkan efek samping seperti kabut otak.
"Disfungsi kognitif kemungkinan multi faktorial dan mungkin akibat dari efek virus corona langsung pada sistem saraf pusat, efek kekebalan, beberapa faktor risiko dasar atau kombinasi dari semuanya," jelas ahli penyakit menular dr Amesh A Adalja.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Lena Astari |
Editor | : | Lena Astari |
Komentar