GridFame.id- Seperti kita ketahui, beberapa hari lalu muncul kabar mengejutkan dari industri hiburan tanah air.
Vanessa Angel dan Bibi Ardiansyah (suami) mengalami kecelakaan tunggal di Tol Nganjuk KM672+400, sehingga menewaskan keduanya di tempat kejadian.
Dugaan sementara dari pihak kepolisian bahwa sopir kelelahan dan mengantuk sehingga tanpa sengaja mobilnya menabrak pembatas jalan yang berada di ruas sebelah kiri tol.
Namun prediksi lain muncul, di mana warganet menerka mereka mengalami tabrakan akibat kelalaian sopir dan teknik mengendarai yang menyalahi aturan, yakni dengan melebihi kecepatan yang ditentukan,
Hal ini diduga kuat karena sebelumnya sang sopir sempat mengunggah Insta Story yang memperlihatkan dirinya tengah ngebut di tol Jombang KM 555.
Namun, sesaat setelah mengalami tabrakan dirinya menghapus Insta Story yang beberapa saat diunggahnya.
Tidak diketahui apa yang membuat Joddy, sopir Vanessa dan Bibi Ardiansyah menghapus status tersebut.
Namun warganet menduga hal ini dilakukannya demi menghilangkan bukti bahwa dirinya tengah kebut-kebutan di tol hingga akhirnya menewaskan 2 orang nyawa.
Mengendarai ‘ugal-ugalan’ tanda psikologis
Dari peristiwa ini, kita dapat mengambil pelajaran bahwa tidak ada baiknya untuk mengemudi secara kebut-kebutan di jalan raya.
Teknik mengemudi ‘ugal-ugalan’ kerap membuat jengkel dengan tingkah yang kurang sopan di jalan raya.
Selain membahayakan nyawa sopir dan penumpang, teknik seperti ini tidak sepatutnya dilakukan untuk diterapkan di jalan raya meskipun dalam kondisi sepi.
Sifatnya yang seakan menang sendiri menjadi satu penyebab orang mengemudi secara ugal-ugalan.
Lebih jauh lagi, pengemudi yang cenderung mengendarai secara ugal-ugalan bisa jadi mengalami gangguan psikologis.
Melansir dari Cosmopolitan, psikolog klinis dari Dubai, Mary John mengungkapkan kebiasaan yang buruk saat menyetir sebenarnya masuk dalam salah satu gangguan jiwa.
Menurutnya, sangat penting bagi pengendara untuk mengontrol emosi, berkonsentrasi tinggi, bahkan mengambil keputusan yang baik serta berpikir tanpa respons impulsif (secara insting).
John mengungkap pengemudi yang ceroboh dan sering melanggar batas maksimum kecepatan cinderung memiliki masalah Attention Deficit Disorder (ADD) atau Attention Deficit Hyperactive Disorder (ADHD).
Pengidap ADHP sering kali ditemui kepada orang yang sering menyetir kendaraan secara ugal-ugalan sehingga menyebabkan kecelakaan, bahkan kehilangan izin mengemudi.
Berikut ini beberapa kebiasaan menyetir yang menunjukkan gangguan psikologis pengendara diantaranya:
1. Sering melanggar hingga akumulasi denda mencapai ratusan juta
Sekali dua kali melanggar bisa dimaklumi. Tapi, jika itu dilakukan terus menerus sampai rugi ratusan juta, bisa jadi, pengemudi ini mengidap ADHD.
Pengemudi tak mampu menahan kebiasaan impulsif untuk menginjak pedal gas, mudah gusar, dan sulit menaati peraturan saat berkendara. Atau, bisa juga ia mengidap hipomania, yaitu kondisi suasana hati terlalu bergairah dan gembira sehingga aktivitas tubuh meningkat dan sulit dikendalikan.
2. Tak sabar menyalip pengemudi lain dan menikmati "kebut-kebutan"
Pengemudi seperti ini cenderung ceroboh dan tidak rasional. Mereka terbiasa dengan ketidakaturan. Di tempat kerja pun mereka kurang memiliki kemampuan perencanaan. Alhasil, pekerjaan tak rampung tepat waktu.
3. Merias diri di Tengah kemacetan
Kebiasaan ini kerap menjangkit kaum Hawa. Alasannya klise, waktu terlalu mepet, sedangkan sesampainya di kantor wajah harus sudah tampil sempurna.
Namun ternyata, hal itu malah menunjukkan rasa kurang percaya diri. Berarti, mereka lebih menomorsatukan penampilan daripada keselamatan, kurang bertanggung jawab, dan biasa hidup santai. Orang seperti ini seringkali tak nyaman duduk diam dalam ruang tertutup.
4. Selalu gusar saat macet dan sengaja berhenti sangat dekat dengan mobil di depannya
Pengendara model ini belum merasa puas jika jarak antar bemper mobil masih renggang. Kebiasaan tersebut masuk kategori gangguan impulsif dan hipomania. Mereka memiliki ego tinggi dan menikmati reaksi kesal para pengemudi yang dia Jahili
5. Melanggar aturan dan memaki saat ditegur pengendara lain
Orang seperti ini biasanya memiliki energi berlebihan, super aktif, kurang fokus, dan memiliki kecerdasan emosional rendah. Tak hanya itu, mereka kerap kurang bertanggung jawab kepada diri sendiri maupun orang lain.
Orang-orang seperti itu bisa jadi mengidap hipomania dan bertabiat narsis. Lebih jauh, mereka tipe-tipe orang yang cenderung mengulang kesalahan di masa lampau.
Source | : | Cosmopolitan,kompas |
Penulis | : | Nabilah Hermawati |
Editor | : | Miya Dinata |
Komentar