GridFame.id- Sebelumnya di tengah rangkaian kasus infeksi Covid-19 di Indonesia yang mulai mengalami penurunan, masyarakat dihimbau untuk tetap waspada dan mengedepankan prokes.
Hal ini dikarenakan terdapat peringatan mengenai gelombang ketiga Covid-19 yang bisa terjang Indonesia pada akhir tahun 2021.
Peringatan ini bahkan sempat disampaikan secara langsung oleh Juru Bicara Satgas Covid-19, Wiku Adisasmito.
Dirinya mengungkap kekhawatiran akan momen libur akhir tahun yang dikhawatirkan memicu lonjakan kasus Covid-19.
“Kita harus waspada dan tetap disiplin protokol kesehatan agara kita tidak menyusul lonjakan ketiga dalam beberapa bulan ke depan,” ujar Wiku.
Baca Juga: Berat Badan Naik Saat Pandemi Covid-19? Segera Coba 3 Jenis Diet yang Paling Sering Dicari Warganet!
Bahkan atas pernyataan dan peringatan yang disampaikan oleh Satgas Covid-19 dan pihak-pihak lain sempat membuat kekhawatiran masyarakat.
Namun kini, tampaknya masyarakat bisa sedikit bernapas legal. Karena Ahli Epidemiolog mengatakan hal yang sebaliknya.
Berbeda dengan Satgas Covid-19, Ahli Epidemiolog malah mengungkapkan hal yang berbeda.
Belum ada tanda Covid-19 gelombang ketiga
Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpnan Ahli Epidemiolog Indonesia (PAEI), Masdalina Pane menilai bahwa hingga saat ini belum terlihat tanda-tanda atau potensi terjadinya gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia.
“Kecuali kalau pintu masuk kita loss-kan (dibuka bebas), karena subvarian Delta ini sudah dekat dengan Indonesia,” ujarnya dalam Dialog Produktif Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) – KPCPEN.
Jikapun ada kenaikan kasus, ia menilai situasinya bakal berbeda dari tahun lalu. Sebab, tahun lalu vaksinasi belum dimulai, sementara saat ini vaksinasi di Indonesia telah berjalan.
Kendati demikian, masyarakat tetap tak boleh lengah sedikitpun. Karena penyebaran Covid-19 bisa kapanpun dan dimanapun.
Dirinya meminta agar yang terpenting memantau dengan benar, dan sesuai SOP
“Yang penting, sinyal-sinyal terus dipantau agar Indonesia stabil terhadap standar pengendalian yang benar,” katanya.
Saat ini, jelasnya, untuk pencegahan dan pengendalian wabah jenis apapun, kita mengikuti petunjuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan diimplementasikan di Indonesia.
“Kita masih ada beberapa kekurangan, vaksin lengkap masih 39 persen, masih jauh dari target 70 persen yang harus dicapai di akhir tahun ini. Kita harus kerja keras untuk itu,” terangnya.
Pihak Epidemiolog juga memberikan apresiaasi kepada pemerintah dalam mengambil keputusan untuk meniadakan cuti maupun libur akhir tahun.
“Kita sementara waktu ini harus berhati-hati. Jangan dulu berlibur dalam satu waktu, jangan menumpuk di Nataru, Insyaallah hal ini akan membantu mengurangi kerumunan warga saat liburan,” ucapnya.
***
Source | : | kompas,tribun |
Penulis | : | Nabilah Hermawati |
Editor | : | Nindy Nurry Pangesti |
Komentar