Kisahnya menyoroti bagaimana seseorang dapat tiba-tiba mengalami kemiskinan hingga khawatir menstruasi.
Endang yang juga merupakan aktivis perempuan ini mengatakan bahwa dirinya berpuasa.
Itu adalah untuk merusak siklus menstruasi, bahkan ia berniat agar tidak dapat menstruasi kembali.
Banyak yang tidak percaya dengan kisah Endang ini dan bahkan disebut hanya cari sensasi.
Endang pun menjabarkan kondisinya di laman media sosial.
"Sejak pandemi Covid-19 dan Malaysia memberlakukan lockdown, saya dan enam anggota keluarga bertahan hidup dengan tabungan yang ada selama dua tahun. Tapi sejak April 2020, kondisi kesehatan sang ayah memburuk dan cukup menguras keuangan," kata Endang.
"Rata-rata menstruasi datang setiap 20-21 hari. Frekuensi aku mengganti pembalut adalah 3 jam. Penggunaan pembalut sekali pakai yang kau gunakan membutuhkan biaya sekitar RM60 (Rp200 ribu)," ucapnya.
Penulis | : | Lena Astari |
Editor | : | Lena Astari |
Komentar