GridFame.id - Apakah Anda memiliki rambut halus di wajah?
Mungkin bagi lelaki ini hal yang lumrah, namun hal ini sedikit langka bagi kalangan perempuan.
Biasanya, perempuan dengan rambut halus di wajah disebut-sebut lebih menarik.
Tak jarang perempuan yang memiliki rambut halus di wajah dianggap lebih seksi.
Sayangnya, kondisi ini justru bisa menjadi salah satu tanda tubuh terserang penyakit bahaya.
Apa ya? Simak sampai habis!
Memiliki rambut berlebih di area wajah bisa jadi tanda Anda mengidap penyakit PCOS.
Melansir Johns Hopkins Medicine, PCOS adalah kondisi saat ovarium menghasilkan hormon androgen dalam jumlah yang tidak normal.
Hormon androgen adalah hormon seks pria yang biasanya terdapat di dalam tubuh wanita dalam jumlah kecil.
Penyakit ini menyebabkan pertumbuhan rambut yang berlebih di wajah.
Terutama di bagian rahang, dagu, dan atas bibir.
Kebanyakan penderita PCOS baru mengetahui penyakitnya di usia 20-30 tahunan, ketika mereka susah hamil atau memiliki masalah untuk hamil.
Penyakit ini bisa menyerang setiap wanita. Tapi risiko kaum Hawa terkena PCOS jadi lebih besar apabila obesitas. Atau, memiliki ibu, saudara perempuan, serta tante dengan PCOS.
Penyakit PCOS memengaruhi indung telur atau ovarium dan proses ovulasi yang rutin terjadi setiap bulan.
Ovulasi adalah pelepasan sel telur matang dari indung telur. Tujuannya, agar sel telur siap dibuahi sperma pria dan menjadi bakal janin.
Jika sel telur tidak dibuahi, sel telur akan keluar dari tubuh lewat haid atau menstruasi.
PCOS bisa menyebabkan siklus haid penderita jadi tidak lancar, sehingga penyakit ini tak jarang menyebabkan gangguan kesuburan.
Di beberapa kasus, wanita yang kekurangan hormon reproduksi ini tidak dapat berovulasi. Jika tidak bisa berovulasi, sejumlah kista berukuran kecil bisa tumbuh di ovarium.
Dilansir dari Mayo Clinic, beberapa ciri-ciri PCOS yang umum di antaranya:
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Gejala PCOS pada Wanita dan Penyebabnya
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Hani Arifah |
Editor | : | Nindy Nurry Pangesti |
Komentar