GridFame.id - Banyak rumor mengatakan jika penyakit diabetes yang diderita orang tua dapat menurun ke anak-anaknya.
Penykit diabetes sendiri salah satu yang paling banyak menyerang masyarakat sekitar.
Tak hanya orang tua, anak-anak juga dapat terserang penyakit mengerikan ini.
Diabetes sendiri memang tak bisa disepelekan karena dapat mematikan bagi penderitanya jika telat diatasi.
Namun, beberapa info beredar penyakit ini bisa di dapat turun temurun dari keluarga.
Menanggapi isu yang beredar, seorang dokter akhirnya mengungkap fakta dibalik kebenaran penyakit diabetes dapat menurun ke anak.
Dikutip dari Kompas.com, salah satu dokter mencoba meluruskan untuk isu diabetes dapat menurun ke keluarga.
TANYA : Dokter yang baik. Saya ingin menanyakan perihal risiko penyakit diabetes. Kebetulan bapak saya mempunyai riwayat penyakit diabetes. Apakah hal itu akan menurun kepada keturunannya. Seberapa besar persentasenya? Apakah pasti salah satu dari keturunannya kelak akan mempunyai penyakit yang sama? Terima kasih Dok atas jawabannya . (Eni Nuraeni, 28)
JAWAB : Terima kasih sudah menanyakan mengenai diabetes ini. Berdasarkan pertanyaan anda, saya asumsikan bahwa yang anda maksud adalah diabetes tipe 2, yang umumnya didapatkan karena gaya hidup.
Diabetes sendiri sebenarnya bukanlah penyakit keturunan. Orang tua (bapak atau ibu atau keduanya) yang menderita diabetes tidak akan menurunkan diabetes kepada keturunan mereka, akan tetapi mempunyai orangtua yang menderita diabetes menjadi sebuah faktor risiko terjadinya diabetes untuk keturunan mereka.
Apa maksudnya merupakan faktor risiko?
Faktor risiko adalah kecenderungan terjadinya suatu penyakit menjadi lebih besar akibat adanya faktor ini. Hal ini berbeda dengan penyakit herediter atau keturunan, di mana penyakit ini pasti diturunkan kepada anak-anaknya.
Penyakit keturunan bisa dibawa oleh kromosom sel kelamin (sehingga hanya anak perempuan saja yang kena, atau sebaliknya hanya anak lelaki saja yang kena) atau kromosom sel somatis (non kelamin) yang tidak membedakan jenis kelamin dalam menurunkan penyakitnya ke anak-anak seperti buta warna, thalassemia atau hemophilia.
Maka dari itu, apabila seseorang dengan faktor risiko orangtua menderita diabetes tersebut hidup dalam lingkungan yang tidak mendukung, sehingga terjadi gaya hidup yang tidak sehat, obesitas, atau hidup dalam tempat yang tidak menunjang pemeriksaan kesehatan, maka akan gampang terjadi diabetes pada keturunannya.
Sebaliknya, pada seseorang yang memiliki orang tua penderita diabetes, tetapi gaya hidupnya sehat, tidak memiliki berat badan berlebih, olah raga teratur dan lingkungan tempat ia hidup mendukung pemilihan makanan yang tidak terlalu manis ataupun terlalu kenyang/berlebihan disertai konsumsi buah dan sayur yang cukup dan peduli terhadap kesehatan pribadi dengan mengenal bagaimana diabetes bisa terjadi sehingga hidupnya menjadi sehat maka dia bisa saja tidak menderita diabetes.
Yang perlu saya jelaskan di sini memang benar bahwa seorang yang mempunyai orangtua diabetes berpotensi lebih besar untuk menderita diabetes.
Memiliki orangtua penderita diabetes merupakan salah satu faktor risiko yang memperbesar risiko pada keturunannya, akan tetapi seberapa besarnya potensi itu tidak dapat dipersentasekan.
Bahkan apakah pasti akan muncul menderita juga tidak bisa diprediksi. Karena lingkungan dan gaya hidup sangatlah berpengaruh terhadap munculnya diabetes.
Bukan hanya faktor keturunan saja, banyak faktor yang mempengaruhi seseorang hingga menderita diabetes, mulai dari gaya hidup yang tidak sehat seperti tidak terkendalinya pola makan, jumlah dan frekuensi makan yang berlebihan dan berat badan berlebih. Kurangnya aktivitas olahraga juga bisa sangat mempengaruhi timbulnya diabetes.
Oleh karena itu, banyak sekali ditemukan diabetes pada dewasa muda masa kini. Apalagi pada mereka yang memiliki berat badan berlebih dan pola makan yang buruk dengan faktor risiko orangtua ada yang menderita diabetes.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Diabetes Menurun Nggak Ya?"
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ayudya Winessa |
Editor | : | Miya Dinata |
Komentar