GridFame.id- Bukan kali ini saja Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan peringatan terkait La Nina.
Sebenarnya hampir setiap tahun Indonesia mengalami fenomena La Nina. Meskipun begitu fenomena ini tak seharusnya disepelekan.
Seperti diketahui, La Nina adalah fenomena peningkatan suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian barat yang menimbulkan terjadinya pergerakan massa di mawasan tersebut yang berdampak pada hujan dengan intensitas lebih tinggi.
Adanya La Nina ditambah musim penghujan justru akan meningkatkan peluang terjadinya hujan yang cukup tinggi pula.
Pakar Iklim dan Bencana Universitas Gadjah Mada (UGM), Emilya Nurjani mengatakan meski La Nina merupakan fenomena iklim dengan siklus tahunan per 2, 3, 5, 7 tahunan sekali, menurutnya bukan hanya La Nina saja, bila ada siklon, maka potensi curah hujan yang turun di wilayah Indonesia akan tinggi dan berisiko menciptakan bencana.
“Siklon juga menambah bencana gelombang tinggi di pesisir dan gelombang badai,” ujarnya, dilansir dari laman UGM.
BMKG menyebut jelang akhir tahun ini Indonesia akan diprediksi menghadapi La Nina sehingga berpotensi akan berdampak pada bencana hidrometeorologi; banjir, tanah longsor.
Daerah rawan terkena dampak La Nina
Kepala Pusat BMKG, A Fachri Radjab mengatakan bahwa La Nina akan berdampak pada peningkatan intensitas curah hujan di sebagian wilayah Indonesia.
La Nina sudah terdeteksi atau terindikasi dari September lalu dan diperkirakan hingga musim penghujan di April. Jadi musim hujan kita tahun ini akan memiliki intesitas hujan yang semakin banyak karena berbarengan dengan aktifnya fenomena La Nina," kata Fachri dalam diskusi secara virtual, Jumat (26/11/2021).
Fachri mengatakan, penambahan intensitas hujan akibat fenomena La Nina ini sekitar 20-70 persen.
Ia mengatakan, sebagian wilayah di Indonesia yang terkena dampak La Nina di antaranya adalah Pulau Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi.
"Saat ini informasi BMKG sampai ke kecamatan, jadi setiap hari seluruh kecamatan di Indonesia ada prakiraan cuacanya," ujarnya.
Lebih lanjut, Fachri meminta masyarakat mewaspadai bencana hidrometeorologi basah akibat musim hujan seperti banjir, banjir bandang dan tanah longsor.
BMKG, lanjutnya, ikut melakukan sosialisasi terkait prediksi cuaca baik jangka panjang dan jangka pendek yang sifatnya berkelanjutan agar masyarakat dapat mengantisipasi risiko bencana.
"Kami terjun ke masyarakat membantu menerjemahkan informasi kami," ucap dia.
Source | : | kompas,bmkg.go.id |
Penulis | : | Nabilah Hermawati |
Editor | : | Lena Astari |
Komentar