GridFame.id - Kepergian Ameer Azzikra membuat banyak orang merasa kehilangan.
Pasalnya, semasa hidup Ameer dikenal sebagai sosok yang baik.
Terlihat saat pemakaman, banyak sekali yang datang untuk mengantarkan Ameer.
Setelah meninggal dunia pun, banyak orang-orang yang membicarakan kebaikan adik Alvin Faiz tersebut.
Namun, kebaikan Ameer tersebut justru membuat Alvin Faiz jadi bulan-bulanan.
Wah, bagaimana ya?
Sikap baik Ameer Azzikra nampaknya sudah tak perlu diragukan lagi.
Para sahabat pun banyak yang mengenang Ameer sebagai sosok yang baik.
"Dia bijak banget dalam menjawab pertanyaan, temen-temen media tahu sendiri lah ketika mewawancarai sosok almarhum lah," aku Adit Jagoan, dikutip GridFame.id dari kanal YouTube Intens Investigasi.
"Bagaimana dia memberikan pendapat, dan dia menjawab dengan bijak dan dewasa," lanjut Adit.
Alvin pun turut membeberkan tabiat asli Ameer yang selama ini membuat ia kagum.
"Dari dulu setiap ada ujian, ada ini ada itu, pasti Ameer yang nguatin, yang sabar," ujar Alvin Faiz.
Ameer juga kerap meredamkan amarah Alvin ketika ia sedang kehilangan kesabaran.
"Kadang tuh ketika kita udah mau meledak (marah) ditahan sama dia. Ameer tuh, luar biasa," lanjut Alvin.
Namun, pengakuan Alvin tersebut justru menjadi bumerang baginya.
Sebagaimana diketahui, belakangan Alvin Faiz menjadi bulan-bulanan netizen gegara beberapa kasus.
Netizen pun menyentil Alvin Faiz untuk lebih dewasa setelah sang adik meninggal dunia.
Pasalnya, selama ini Ameer lah yang kerap menyelesaikan masalah Alvin.
Banyak pula yang membandingkan Alvin Faiz dengan Ameer Azzikra.
"Aura Ameer lebih positif dibanding Alvin," tulis netizen.
"Lebih dewasa adeknya, santun berbahasa pinter, pantes jadi ustad," timpal yang lain.
"Semoga Alvin bisa lebih dewasa," tulis yang lainnya.
"Sekarang dia mau nggak mau harus dewasa," timpal netizen.
"Alvin di tingglkan orang2 yg baik,,bapake, istrinya, adeknya," tulis netizen.
"Harusnya kakaknya yang melindungi adeknya ini mah terbalik," tulis yang lainnya.
Source | : | YouTube |
Penulis | : | Hani Arifah |
Editor | : | Miya Dinata |
Komentar