GridFame.id- Secara mengejutkan Menteri Kesehatan, Budi Sadikin mengumumkan adanya kasus baru varian Omicron di Indonesia. Dirinya menyebut orang pertama yang terinfeksi ini berasal dari putugas kebersihan RS Wisma Atlet.
“Saya ingin informasikan perkembangan terbaru, Kemenkes mendeteksi adanya pasien terkonfirmasi Omicron pada 15 Desember 2021,”
Dai 3 petugas yang terkonfirmasi positif hanya ada 1 yang terdeteksi Omicron meskipun ketiganya dinyatakan tidak bergejala dan terlihat sehat.
Tiga orang petugas tersebut bahkan sudah menjalani masa krantina dan melakukan tes untuk kedua kalinya dengan hasil negatif.
Kendati demikian wajibnya untuk kita agar tetap waspada terlebih mengatahui keganasaan virus imi.
Maka dari itu pentingnya untuk mengatahui gejala yang biasa dialami penderita Covid-19 Omicron.
Terdapat laporan yang mengungkap jika infeksi Omicron cenderung sebabkan kelelahan dan nyeri tubuh. Sebagian yang lain mengeluhkan kehilangan rasa maupun penciuman.
Untuk lebih lengkapnya, berikut ini rangkuman gejala Omicron yang jarang disadari masyarakat :
Sakit kepala
Hasil studi gejala oleh Zoe Covid (covid.joinzoe.com) mengatakan bahwa sakit kepala bisa menjadi salah satu gejala awal Omicron.
Biasanya penderita akan mengalami sakit kepala yang akan berlangsung selama kurang lebih tiga hari dan sulit dihilangkan hanya dengan obat ‘penghilang rasa sakit’
Sakit tenggorokan (gatal)
Menurut dokter Afrika Selatan, Angelique Coetzee, individu yang terinfeksi Omicron mengeluhkan tenggorokan "gatal" daripada sakit tenggorokan. Meski demikian gatal yang terjadi serasa tidak biasa. Sehingga gatal tenggorokan lebih menyakitkan.
Sementara sakit tenggorokan pada Covid-19 biasanya akan berjalan lebih ringan dan berlangsung kurang lebih 5 hari. Maka jika lebih dari waktu tersebut bisa jadi memang faktor penyebabnya lain.
Hilangnya penciuman
Jika pada varian sebelumnya banyak penderita mengalami ehilangan penciuman dan perasa. Namun di pasien Omicron temuan ini sangat kecil
Namun Ahli mengungkap ada yang mengalaminya meskipun presentasenya tidak terlalu tinggi.
Kelelahan
Mengutip dari IndiaTimes gejala Omicron mirip dengan varian sebelumnya, yakni Omicron dapat menyebabkan kelelahan atau kelelahan ekstrem. Seseorang mungkin merasa lelah, mengalami energi yang rendah dan mungkin memiliki keinginan yang kuat untuk beristirahat, yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Namun, penting untuk dicatat bahwa kelelahan mungkin timbul dari alasan lain dan masalah kesehatan juga. Sehingga untuk memastikan Anda perlu melakukan tes untuk memastikan kondisi.
Keringat berlebih pada malam hari
Pembaruan Departemen Kesehatan Afrika Selatan, Dokter Umum Unben Pillay menyarankan agar keringat malam dimasukkan sebagai gejala varian Omicron baru. Keringat malam ini muncul dengan jumlah sangat banyak sehingga pakaian dan tempat tidur menjadi basah bahkan saat berbaring di tempat sejuk.
Baca Juga: Ahli Mengungkap Varian Omicron Tidak Terdeteksi PCR, Ini Tanggapan Kementerian Kesehatan (Kemenkes)
Meskipun telah mengenai gejala-gejala penderita varian Omicron, ada baiknya tetap lakukan tes untuk memastikan kebenarannya.
Mengutip dari laman berbeda foxnews.com, ada juga gejala lain yang jarang disadari masyarakat seperti; kedinginan, kesulitan bernapas, nyeri otot, pilek, dsb.
Lantas bagaimana cara menangani penderita varian Omivron?
Untuk mencegah dan menanganinya pihak Badan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meminta negara-negara dalam melakukan hal berikut untuk pencegahannya.
Meningkatkan upaya pengawasan terhadap varian SARS-CoV-2 yang beredar;
Melaporkan kasus/cluster yang terinfeksi;
Melakukan penyelidikan lapangan dan penilaian laboratorium untuk meningkatkan pemahaman tentang dampak potensial dari virus varian baru dan melakukan metode diagnostik, respons imun, antibodi netralisasi, atau karakteristik lain yang relevan untuk mengantisipasinya;
Masyarakat juga diminta untuk jalani kegiatan seperti; menggunakan masker yang pas, menjaga kebersihan tangan, dan minimal 1 meter dengan orang lain, meningkatkan ventilasi, menghindari keramaian dan melakukan vaksinasi
Penulis | : | Nabilah Hermawati |
Editor | : | Lena Astari |
Komentar