Setelah itu, setiap pagi para relawan diminta menyelesaikan beberapa kuesioner untuk mengecek kewaspadaan, perhatian, dan suasana hati mereka.
Hasilnya menunjukkan hubungan langsung antara gangguan tidur dengan konsentrasi yang rendah dan suasana hati yang buruk setelah malam harinya tidur mereka terganggu.
Relawan dinilai lebih bingung (24 persen), depresi (29 persen), dan kelelahan (43 persen).
Para relawan kemudian diuji lagi dengan cara tidur selama empat jam berturut-turut.
Hasilnya ternyata mirip dengan tes sebelumnya, sehingga disimpulkan bahwa sering terbangun saat tidur malam hari efeknya sama dengan jika hanya tidur empat hari sehari.
Kalau gangguan tidur itu berlanjut lebih dari satu hari, efeknya mulai berakumulasi.
Bayangkan, pengorbanan orangtua baru, yang terbangun tiga sampai 10 kali setiap malam selama berbulan-bulan, tentunya begitu besar.
Kurang tidur bisa saja membuat perasaan marah dilampiaskan pada bayi, yang membuat orangtua kerap merasa bersalah sesudahnya.
Karenanya bagi orangtua, butuh kerjasama dengan pasangan.
Artikel ini telah tayang di GridHealth.ID dengan judul Sering Terbangun Tengah Malam? Jika Ya Ini Risiko Kesehatan Akan Dihadapi
Source | : | GridHealth.ID |
Penulis | : | Hani Arifah |
Editor | : | Nindy Nurry Pangesti |
Komentar