"Sebenarnya musim itu tidak identik dengan suhu dingin atau panas, namun musim itu identik dengan curah hujan," kata Guswanto.
Jika curah hujan tinggi maka disebut musim penghujan dan jika rendah maka disebut musim kemarau.
Radiasi Matahari dan Bumi
Guswanto mengatakan, kondisi yang memengaruhi pembentukan suhu di muka Bumi adalah radiasi Matahari dan Bumi.
Pada siang hari, radiasi ini datang dari Matahari dalam gelombang pendek yang mampu menembus awan.
Panas Matahari itu kemudian diserap oleh Bumi. Selanjutnya, pada malam hari Bumi akan melepas kembali sebagian panas yang terserap sebelumnya ke angkasa luar, kali ini dalam bentuk gelombang panjang.
Namun, gelombang panjang tidak memiliki kemampuan menembus awan. Jadi, keberadaan awan juga menjadi salah satu indikator apakah suhu di siang atau malam hari akan terasa panas atau dingin.
Guswanto menyebut, dari pada mengandalkan musim untuk menentukan apakah suhu akan dingin atau panas, lebih baik perhatikan kondisi langit beserta keberadaan awan.
Seperti disebutkan sebelumnya, awan memiliki peran dalam menentukan apakah suhu yang akan dirasakan dipermukaan Bumi rendah atau tinggi.
Source | : | kompas,BMKG.go.id |
Penulis | : | Nabilah Hermawati |
Editor | : | Nindy Nurry Pangesti |
Komentar