Oki lalu mengatakan kalau KDRT adalah sebuah aib yang harus disembunyikan.
Di sisi lain, ia pun menyebut jika perilaku perempuan kerap berlebihan jika sedang sakit hati.
"Kalau perempuan kadang suka enggak sesuai dengan kenyataan, suka melebih-lebihkan cerita. Tapi sang istri malah menyimpan aib sendiri, makin cinta suaminya," kata Oki lagi.
Sontak isi ceramah tersebut memunculkan banyak kritikan dari kalangan pihak.
"Kasih tahu sama sang ustadzah, kalau suami mukul istri itu sebenarnya bukan aib yg harus ditutupi oleh istri. Itu KDRT. Harus lapor polisi. Cerita2 begini justru membuat istri dipaksa menerima kelakuan suaminya yg brengsek atas nama jaga aib suami. Istrimu bukan sasak tinju woy!" komentar @na_dirs (komunitas GNH, Komunitas Santri Gus Nadirsyah Hosen).
"Korban KDRT gak butuh 'nasehat' seperti ini. Mereka butuh didampingi & melapor supaya bisa jauh dari pelakunya. Apapun alasannya, KDRT gak bisa dibenarkan. Bekasnya seumur hidup," komentar @mar****.
"1. ini cerita merendahkan perempuan yg disampaikan oleh perempuan 2. menjaga privasi rumah tangga adalah 1 hal. tapi KDRT itu genting, ga bisa dinormalisasi 3. karena ada pembiaran, suami bisa melakukan yg lebih parah di kemudian hari," komentar @po****.
"Pandangan2 kek gini yang bikin korban KDRT gak berani untuk speak up. Suami ngorok? Aib, tutupi. Suami jarang mandi? Aib, tutupi. Tapi suami main tangan? Speak up. Kalau dia bebal dan masih KDRT, cari bantuan. Itu bukan aib, itu kejahatan," komentar @berta****.
Source | : | tribunnews |
Penulis | : | Ayudya Winessa |
Editor | : | Lena Astari |
Komentar