Indonesia yang bergantung 80-90 persen pada kedelai impor, tentu akan terkena imbasnya langsung.
Terkhusus pada pengrajin tahu tempe yang ada di Tanah Air.
“Di China, awalnya peternakan babi di sana tidak makan kedelai, namun sekarang makan kedelai. Aplagi baru-baru ini ada lima miliar babi di peternakan China itu makan kedelai,” imbuhnya.
Meski begitu, saat ini Lutfi dan pihaknua akan menyiapkan mitigasi dari melambungnya harga kedelai secara nasional.
“Sekarang kami sedang menyiapkan mitigasinya dan kesempatan pertama akan kami umumkan kebijakannya seperti apa,” terangnya.
Perlu diketahui, saati ini kebutuhan kedelai dalam negeri setiap tahunnya adalah 3 juta ton sementara suplai dalam negeri hanya mampu menyetok 500-750 ton per tahunnya.
Maka dari itu, untuk menutupi kekurangan tersebut, pihaknya akan melakukan impor dari beberapa negara seperti negara kawasan Amerika Selatan tersebut.
Baca Juga: Siap-siap! Tahu Tempe se-Jawa Akan Hilang Minggu Depan, Para Pedagang Kompak Mogok Berjualan
Source | : | ANTARA |
Penulis | : | Nabilah Hermawati |
Editor | : | Lena Astari |
Komentar