Pembengkakan yang terjadi di laring, trakea dan bronkus, menyebabkan saluran pernapasan penderita menyempit sehingga terkadang membuat penderita kesulitan bernapas.
Adanya pembengkakan juga bisa menjadikan penderita mengeluarkan batuk yang keras seperti gonggongan anjing.
Penyakit ini bisa menyerang anak-anak dari segala usia, termasuk bayi berumur tiga bulan dan anak-anak yang berusia lebih dari 15 tahun.
Pada kasus yang parah, croup bisa sebabkan kulit penderita menjadi pucat dan bibir yang menghitam/tampak kebiruan akibat kekurangan oksigen.
Gejala lain batuk croup yang dikatakan drugs.com dan bisa terjadi di penderita adalah lebih gelisah dan mudah marah, bernapas lebih cepat, dan perubahan warna jadi tampak kebiruan sekitar mulut atau kuku akibat kurangnya oksigen.
Berdasar keterangan WebMD, croup lebih sering terjadi pada anak anak, terutama yang berusia 3 bulan hingga 5 tahun.
2. Sasaran batuk croup dan pengobatannya
Kondisi ini pada umumnya cenderung menyerang anak laki-laki daripada anak perempuan.
Merangkum Cleveland Clinic dan Mayo Clinic pada kasus ringan, kondisi ini bisa diatasi dengan membantu penderita untuk menggunakan alat penguap kabut dingin (cool mist vaporizer) yang membantu membasahi saluran udara yang meradang.
Penderita juga bisa gunakan humidifier untuk membantu jaga kelembapan udara dan juga berikan obat penurun panas (Parasetamol) untuk menurunkan demam.
Namun jika kondisinya sudah parah dan tidak mereda dalam 3-5 hari segera bawa anak ke dokter. Biasanya dokter akan meresepkan obat deksametason untuk meredakan pembengkakan pernapasan.
Ataupun lainnya seperti Epinefrin yang diberikan dalam bentuk terapi inhalasi (dihirup) menggunakan nebulizer untuk alami sesak napas.
Baca Juga: Obat Gejala Omicron Pasien Isoman yang Didapat Tanpa Resep Dokter
Source | : | WebMD,mayoclinic,Drugs.com |
Penulis | : | Nabilah Hermawati |
Editor | : | Lena Astari |
Komentar