"Yang saya kecewa dari dia, saya tanya ke dia 'Apa yang kamu lihat dari wanita itu'," kata Mawar AFI.
"Kata dia 'Saya tidak pernah membedakan status sosial dan', stop bukan itu," sambungnya.
"Saya pun tidak pernah membedakan status sosial orang, saya tidak peduli kamu mau menikahi ibarat kata mohon maaf duafa di jalan, saya ikhlas," tegas Mawar.
"Tapi ini kamu ngomong alasannya kamu menikah itu demi agama dan anak-anak," jelasnya.
Mawar merasa penilaian Steno pada Susi tidaklah tepat, apalagi selama ini ia jarang di rumah.
Sehingga tak pernah menyaksikan sendiri bagaimana perlakuan Susi ke anak-anak mereka.
"Dari segi agama ini katanya 'Wanita yang bisa membimbing anak-anak dan dia ke Islam yang lebih baik'," tutur Mawar.
Baca Juga: 'Akun Twitter Isinya Wikwik!' Katanya Solehah Sampai Dikasih Rumah 2 M, Masa Lalu Gelap Susi Latifah Eks Baby Sitter Mawar AFI Dijamin Bikin Steno Ricardo Ngibrit: Mainnya Kejauhan!
"Satunya katanya dia (Susi) punya hubungan yang baik dengan anak-anak," terang Mawar.
"Kita kan ibu ya, gimana bisa yakin bahwa orang ini, yang saya bingung kenapa dia bisa pede ngomong 'Punya bonding yang hebat sama anak-anak', wong dia saja jarang di rumah," jelas Mawar AFI menahan emosi.
"Kamu bisa menilai dia figur yang baik untuk anak-anak itu gimana? Saya tanya dia enggak bisa jawab," tambahnya.
"Dia cuma ngomong begini 'Lihat nanti saja', berarti itu tebak-tebak buah manggis dong, masak buat anak spekulasi," tambahnya hingga Ashanty ikut meradang.
Mawar pun membeberkan bukti chat Steno yang mengaku belum mencintai Susi meski keduanya telah menikah.
"Itu yang enggak saya suka dari dia, 'Kalau kamu memang cinta sudah akuin saja'," ucap Mawar.
"Tapi dia tetap sampai sudah menikah pun dia berbicara sama saya, 'Belum mencintainya'," tandas Mawar AFI.
Di depan Ashanty, tangis Mawar pecah karena Steno bak lupa diri sampai tak lagi memperhatikan anak-anaknya.
Bahkan ia tak pernah membalas pesan yang dikirim putra sulungnya sejak menikah dengan Susi.
Source | : | YouTube |
Penulis | : | Nindy Nurry Pangesti |
Editor | : | Nindy Nurry Pangesti |
Komentar