GridFame.id - Beberapa waktu terakhir jagat maya tengah dihebohkan dengan munculnya istilah Crazy Rich Indonesia.
Mereka yang mendapat julukan itu merupakan orang-orang yang dinilai memiliki harta fantastis dan kerap memamerkan gaya hidup mewah.
Diantaranya dua sultan trading, Indra Kenz dan Doni Salmanan yang kini terjerat kasus dugaan penipuan berkedok trading binary option Binomo dan Quotex.
Keduanya pun resmi ditetapkan sebagai tersangka dan terancam 20 tahun hukuman penjara.
Bukan itu saja, dua sultan dadakan itu terancam dimiskinkan dan harus merelakan harta miliknya ludes disita.
Fenomena crazy rich itupun membuat sosok Armand Hartono pun ikut jadi sorotan.
Terlahir sebagai putra dari Robert Budi Hartono yang merupakan salah satu orang terkaya di dunia, Armand memiliki gaya hidup yang sederhana.
Lelaki yang kini menjabat sebagai presiden direktur BCA itu juga seketika panen pujian saat kepergok lakukan ini.
Ada apa?
Armand Hartono merupakan putra bungsu orang terkaya di Indonesia versi Forbes, Robert Budi Hartono.
Foto lawas Armand di Instagram pribadinya seketika viral, di mana saat itu dirinya memperlihatkan kondisi sepatunya ditutup lakban.
Sepatu kulit berwarna coklat itu bahkan terlihat menganga karena sudah terlalu sering dipakai dalam jangka waktu yang lama.
"Bersiap untuk apa pun. Apa pun bisa terjadi, sepatu tua tiba-tiba sobek di perjalanan, untung ada lakban," tulis Armand di akun @armandhartono.
Unggahan tahun 2017 itu membuat banyak orang sadar bahwa menjadi kaya tidak harus selalu dibalut dengan barang-barang mewah seperti Indra Kenz dan Doni Salmanan.
"Padahal bisa beli pabrik sepatu. Stay humble is my ninja's way,"
"Jadi gini ya postingan orang yang benar-benar sultan, anak orang terkaya di Indonesia. Jadi contoh banget untuk gaya hidupnya,
"Gila orang sekaya ini sikapnya benar-benar membumi. Bikin aku yang pas-pasan jadi tidak insecure melihat harta yang dipamer-pamerin dengan gelar crazy rich, sultan, dsb. Bener-bener keren pak. The real crazy rich ini mah,"
"Apa kabar sultan sultan pamer lambo ya,"
Source | : | |
Penulis | : | Nindy Nurry Pangesti |
Editor | : | Nindy Nurry Pangesti |
Komentar