Berbeda dari stres biasa, burnout merupakan hasil dari stres emosional, fisik, dan mental yang berlebihan dan berkepanjangan.
“Depresi adalah gangguan mood yang paling umum dan dua kali lebih sering terjadi pada wanita daripada pria," ujar Dr. Kelly Trader dari Boston University/ Boston Medical Center. "Ini paling sering muncul pada wanita selama masa subur mereka," tambahnya. Bagi perempuan yang baru saja melahirkan, depresi mungkin lebih mudah dirasakan.
Tapi, jika mengalami kesedihan, menangis, mudah marah, kecemasan, insomnia, kelelahan, dan penurunan konsentrasi hingga lebih dari dua minggu, ini bukan hanya "baby blues" dan tidak normal.
"Beberapa perempuan mulai memiliki pikiran yang mengganggu, pikiran menakutkan yang muncul di kepala di tengah hari atau tidak dapat tidur bahkan ketika bayi mereka sedang tidur," jelas jelas Dr. Rachel Cannon dari Boston University/ Boston Medical Center.
"Ini adalah tanda-tanda untuk pergi dokter," sambung Dr. Canon. Gejala seperti kecemasan, insomnia, kelelahan terus-menerus, lesu, dan kesulitan mengendalikan emosi adalah tanda ibu mengalami burnout.
Pada tahun 2017, jurnal Frontiers In Psychology pernah menerbitkan hasil penelitian terhadap 2.000 orang tua Belgia.
Hasilnya, jurnal menunjukkan bahwa sekitar 13 persen ibu dan 12 persen ayah mengalami burnout yang serupa dengan kelelahan karena terlalu banyak bekerja.
Mereka mengalami kelelahan, merasa kurang kompeten, tidak produktif, dan dilaporkan merasa ditarik secara emosional dari anak-anak dan keluarga mereka.
Karena burnout sangatlah mengganggu peran ibu di rumah maupun di kantor, ia harus mengetahui seberapa kronis kelelahan yang dialami.
==
Bahaya burnout Menurut Psychology Today, kelelahan kronis ditandai dengan lebih dari sekadar keinginan untuk tidur siang. “Anda mungkin merasa kekurangan energi dan merasa lelah hampir setiap hari," tulis Dr. Sherrie Bourg Carter, psikolog dan penulis High Octane Women. Ia menerangkan, pada tahap selanjutnya ibu merasa lelah secara fisik dan emosional, dan terkuras energinya.
Bahkan, ibu bisa saja merasa takut terhadap apa yang akan terjadi di hari-hari tertentu. Jika kelelahan sudah kronis, hal lain yang harus diwaspadai adalah kurangnya minat pada makanan atau perubahan berat badan.
Menurut Mayo Clinic, dalam enam bulan atau kurang, ibu dapat kehilangan atau mengalami kenaikan berat badan sebanyak 4,5 kilogram atau lebih. Ini bisa menjadi tanda hipertiroidisme, diabetes, penyakit hati, kanker, atau gangguan serius lainnya yang mengganggu cara tubuh menyerap nutrisi.
Jika ibu sudah merasa lesu dan mulai menyadari bahwa tiba-tiba pakaian terlihat berbeda (entah sesak atau longgar) tanpa ada perubahan gaya hidup atau kebiasaan makan, inilah saatnya untuk berkonsultasi dengan dokter. Pusing juga merupakan dampak penyerta yang lebih serius dari kelelahan.
Pusing akibat kelelahan berkaitan dengan anemia ringan, tetapi juga bisa menjadi tanda masalah sirkulasi yang serius dan gangguan neurologis. Dampak kesehatan ini tentu tidak boleh disepelekan. Sebabnya, kelelahan yang berkaitan dengan depresi dan masalah lainnya bisa menimbulkan hal yang lebih serius, dikutip dari Kompas.com.
Source | : | kompas,Tribunstyle |
Penulis | : | Miya Dinata |
Editor | : | Miya Dinata |
Komentar