Begitupun dengan orang gila juga tidak diwajibkan untuk melakukan puasa Ramadhan. Hal ini dikarenakan orang gila dinilai tidak memiliki akal normal sehingga tidak ada kewajibam apa-apa baginya, termasuk juga puasa Ramadhan.
Selanjutnya yakni orang yang tengah sakit ataupun orang tua renta yang sudah lanjut usia juga tidak diwajibkan melaksanakan puasa Ramadhan.
Jika orang yang sedang sakit, sekiranya dengan berpuasa malah memperlambat kesembuhan atau tambah parah, maka ia tidak diwajikan berpuasa.
Kendati begitu, ia wajib menggantinya di luar Ramadhan jika sudah sembuh. Jika tidak ada harapan sembuh, maka pasien wajib membayar fidiah.
Hal yang sama juga berlaku untuk orang tua yang sudah lanjut usia dan tidak mampu berpuasa, maka tidak ada kewajiban untuk puasa. Lansia tersebut hanya wajib membayar fidiah sebagai ganti puasa yang ditinggalkan.
Ketiga, pada perempuan hamil dan menyusui. Perempuan yang tengah hamil dan menyusui tidak wajib melaksanakan puasa di bulan Ramadhan.
Jika tidak berpuasa ia dapat menggantinya di hari-hari lain sekaligus membayar fidiah jika dia tidak berpuasa karena khawatir terhadap keselamatan anaknya.
Keempat yakni orang yang sedang menempuh perjalanan jauh (musafir) yakni perjalanan yang jaraknya boleh melakukan qashar sholat, maka baginya tidak wajib berpuasa.
Hanya saja, jika tidak berpuasa, maka ia wajib menggantinya di hari-hari lain di luar bulan Ramadhan.
Baca Juga: Jelang Ramadhan Ini Jenis Makanan yang Harus Dihindari Saat Sahur
Source | : | Instagram,kemenag.go.id |
Penulis | : | Nabilah Hermawati |
Editor | : | Lena Astari |
Komentar