1. pendarahan setelah menopause (gejala paling umum) pendarahan di antara masa menstruasi menstruasi yang lebih berat dari biasanya (jika belum mengalami menopause)
2. keputihan berdarah atau merah muda dan berair.
Gejala yang kurang umum meliputi:
1. rasa tidak nyaman atau nyeri di daerah panggul nyeri saat berhubungan seks. Penyebab Melansir NHS, siapapun yang memiliki rahim dapat memiliki kanker rahim, termasuk pria trans dan non-biner.
Umumnya, kanker rahim terjadi setelah menopause atau pada orang di atas usia 40 tahun. Belum ada penyebab pasti yang menyebabkan kanker rahim, tapi terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan faktor risiko seseorang mengembangkan kondisi ini.
Memiliki kadar hormon estrogen yang tinggi merupakan salah satu hal utama yang dapat meningkatkan potensi seseorang terkena kanker rahim.
Seseorang dapat memiliki kadar estrogen tinggi jika:
1. kelebihan berat badan mengambil beberapa jenis terapi penggantian hormon (HRT) belum pernah melahirkan memiliki sindrom ovarium polikistik (PCOS) mengalami menopause setelah usia 55 tahun.
Selain itu, seseorang mungkin memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker rahim jika memiliki: diabetes riwayat keluarga dengan kanker usus, ovarium, atau rahim mewarisi gen langka yang menyebabkan sindrom Lynch minum obat tertentu, seperti Tamoxifen (untuk mengobati kanker payudara) menjalani radioterapi di area panggul.
Perawatan
Untuk kanker rahim akan tergantung pada:
1. ukuran kanker
2. lokasi jika sudah menyebar kesehatan penderita secara umum.
Pengobatan akan mencakup operasi, kemoterapi, atau radioterapi.
Selain itu, juga termasuk pengobatan dengan obat-obatan khusus untuk menangani kanker, dikutip dari Kompas.com.
Source | : | tribunnews,kompas |
Penulis | : | Miya Dinata |
Editor | : | Miya Dinata |
Komentar