'Kami Ikhlas Melepasmu' Inalillahi Pemain 'Si Entong' Berduka, Remuk Hati Keluarga Orang Tercinta Meninggal di Hari Ketiga Ramadhan Karena Kanker Paru-paru! Waspadai Gejala Penyakit Ini
"Turut berduka ya sayang, semoga @cutmemey & kel diberikan ketabahan dan ibunda tercinta mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT. Aamiin," tulis akun Inggrid Kansil.
Bintang sinetron 'Si Entong' Cut Memey menceritakan kronologi meninggalnya sang ibunda, Neng Fatimah.
Fatimah diketahui mengembuskan nafas terakhirnya di RSUD Bekasi, Jawa Barat, Selasa (5/4/2022) pukul 07.45 WIB.
Cut Memey yang memerankan Mpok Hindun di sinetron 'Si Entong' mengungkapkan, sakit yang diderita ibundanya sebenarnya sudah lama.
Namun, baru diketahui setelah masuk rumah sakit akhir pada tahun lalu, tepatnya saat sang ibu positif Covid-19.
"Mama terdeteksi kanker paru-paru yang baru diketahui empat bulan lalu," kata Cut Memey usai pemakaman ibundanya di TPU Malaka, Jakarta Timur, Selasa siang.
Wanita berusia 41 tahun tersebut menyebut, ibundanya sempat terpapar virus covid-19 tahun lalu, sebelum terdeteksi kanker paru-paru.
Namun, setelah terpapar Covid-19 dan sembuh, kondisi ibunda Cut Memey semakin menurun hingga akhirnya dilarikan ke rumah sakkt empat bulan lalu.
"Dokter awalnya mengira mama kena pneumonia. Karena paru-parunya mengeluarkan cairan. Cuma dokter curiga bukan itu, karena cairannya warna merah," ucapnya.
Kemudian, hasil pemeriksaan tersebut atau cairannya dibawa ke laboratorium oleh dokter. Menurut hasil pemeriksaan, diakui Cut Memey ibundanya terdeteksi kanker paru-paru. "Nah pas kena kanker paru-paru aku masih di Kanada. Kemudian, besokannya aku terbang ke Indonesia. Pas di airport, Kamis lalu, aku dikabarin mamah kena covid lagi," terangnya.
"Mama juga ada penyakit di ovariumnya," sambungnya.
Setibanya di Indonesia, Kamis (31/3/2022) wanita kelahiran Jakarta, 7 Desember 1980 itu pun langsung ke rumah sakit berusaha bertemu dengan ibundanya. Tapi, usaha Cut Memey bertemu ibunya sia-sia karena tak diizinkan dokter. Sebab, Neng Fatimah sedang terpapar covid-19 dan berada di ruang ICU.
"Akhirnya aku pulang lah ke rumah. Setiap hari sebelum meninggal, aku terus ke rumah sakit dengan harapan bisa bertemu mamah," ungkap wanita bernama lengkap Cut Meylani Decy Susanti itu.
Berjalannya waktu, Cut Memey mengaku ibundanya sudah negatif covid-19 sejak Sabtu (1/4/2022). Namun ia belum bisa ketemu karena Neng Fatimah masih dirawat di ICU. "Tadi pagi aku dikabarin, habis mandi suster telpon katanya jantungnya sempat berhenti beberapa detik. Aku langsung berangkat ke rumah sakit, pas dijalan suster bilang mamah udah engga ada," ujar Cut Memey, dikutip dari Wartakotalive.
Lewat akun instagramnya, Cut Memey pun menuliskan salam perpisahan terakhir untuk sang ibunda.
Pemain si Entong berduka orang tercinta meninggal dunia
"Nggak ada lagi tawa mama yang khas yang bikin orang lain ikutan gembira mendengarnya. Mama, bergembiralah di surga bersama papa. Sudah nggak ada lagi rasa sakit yang membuat mama harus berteman dengan alat-alat rumah sakit.
Mama adalah perempuan terhebat dalam hidup Mey dan adik-adik. Terima kasih sudah melahirkan kami, membesarkan dan mendidik kami dengan bijaksana. Kami ikhlas melepasmu, surga tempatmu. Mey, Pipi, Uci sayang mama. Sampai ketemu lagi, Ma. Innalillahi Wainalillahi rojiun," tulis Cut Memey dikutip tim GridFame.id, Rabu (6/4/2022).
Kanker paru-paru adalah penyakit mematikan yang patut diwaspadai, terutama bagi para perokok aktif maupun perokok pasif. Bagaimana tidak, di dalam asap rokok, terkandung lebih dari 4.000 zat kimia dan 50 jenis di antaranyabersifat karsinogen dan beracun.
Tidak mudah memang menyadari keberadaan gejala awal kanker paru-paru karena kebanyakan gejala penyakit ini tidak khas dan mirip dengan gejala penyakit lain, seperti tuberkulosis (TBC), pneumonia, atau bronkitis.
Namun, deteksi gejala kanker paru-paru tersebut bisa saja dilakukan. Deteksi dini gejala kanker paru-paru penting dilakukan untuk meningkatkan keberhasilan pengobatannya.
Berikut ini beberapa kemungkinan gejala awal kanker paru-paru yang harus diwaspadai:
1. Batuk yang tidak kunjung hilang
Waspada terhadap batuk baru yang menetap. Melansir Health Line, batuk yang berhubungan dengan pilek atau infeksi pernafasan akan hilang dalam satu atau dua minggu, tetapi batuk yang menetap dapat menjadi gejala kanker paru-paru stadium awal.
Jadi, jangan membiarkan begitu saja kejadian batuk yang membandel, baik itu batuk kering maupun batuk berdahak. Segera temui dokter jika Anda mengalami batuk yang tak kunjung sembuh hingga lebih dari 2 minggu.
Dokter akan membantu mendiagnosis kondisi paru-paru Anda dan dapat melakukan rontgen atau tes lain untuk memastikan apakan batuk yang diderita merupakan gejala kanker paru-paru atau bukan.
Perhatikan setiap perubahan batuk yang Anda alami, terutama jika Anda adalah perokok atau sering menghirup asap rokok sebagai perokok pasif.
Jika Anda sering batuk, kemudian batuk yang Anda alami menjadi lebih dalam, terdengar serak, berdarah, atau keluar dahak tidak biasa, segeralah membuat janji dengan dokter.
Jika anggota keluarga atau teman Anda yang mengalami perubahan ini, sarankan agar mereka mengunjungi dokter.
3. Sesak napas
Napas tersengal-sengal atau terengah-engah bisa menjadi gejala awal kanker paru-paru.
Perubahan pernapasan ini dapat terjadi jika kanker paru-paru menyumbat atau mempersempit jalan napas, atau jika cairan dari tumor paru menumpuk di dada.
Jadi, perhatikan jika Anda merasa kehabisan nafas atau sesak napas.
Jika Anda merasa sulit bernafas setelah menaiki tangga atau melakukan tugas-tugas yang menurut Anda mudah, jangan abaikan hal tersebut.
Segera konsultasikan dengan dokter mengenai kemungkinan adanya gejala awal kanker paru-paru.
Melansir Mayo Clinic, kanker paru-paru dapat menimbulkan rasa nyeri di dada, bahu, hingga punggung.
Rasa sakit ini bisa saja tidak berhubungan atau tidak dibarengi dengan batuk.
Beri tahu dokter jika Anda merasakan jenis nyeri dada apa pun, apakah itu tajam, kusam, konstan, atau intermiten.
Anda juga harus mencatat apakah nyeri dada terbatas pada area tertentu atau terjadi di seluruh bagian dada.
Ketika kanker paru-paru menyebabkan nyeri dada, ketidaknyamanan dapat terjadi akibat pembesaran kelenjar getah bening atau metastasis ke dinding dada, lapisan di sekitar paru-paru, yang disebut pleura, atau tulang rusuk.
5. Mengi
Ketika saluran udara menjadi menyempit, tersumbat, atau meradang, paru-paru dapat mengeluarkan bunyi mengi atau bersiul saat seseorang bernapas.
Mengi ini pada beberapa kasus bisa menjadi gejala kanker paru-paru. Oleh karena itu, kondisi mengi butuh perhatian dari dokter. Sebaiknya jangan berasumsi sendiri bahwa mengi yang terjadi hanya disebabkan oleh asma atau alergi. Mintalah dokter untuk mengkonfirmasi penyebabnya, dikutip dari Kompas.com.
Komentar