Untuk mengurangi, dokter bisa meresepkan opioid seperti morfin.
3. Pergolakan Akhir, Di Rumah Sakit Minta Kembali ke Rumah
Gejala ketiga yang dituliskan Peskin adalah pergolakan akhir menjelang kematian.
Bentuknya?
Orang yang hendak mati bisa tiba-tiba berteriak minta ke luar kamar atau ingin pulang secepatnya ke rumah. Biasanya terjadi pada orang yang dirawat di rumah sakit dan merasakan tanda-tanda ajal kian dekat.
Bisa juga dalam bentuk menangis tersedu-sedu.
Kerabat yang melihat hal ini mungkin terheran-heran dan tidak nyaman.
Penyebab fisik dari pergolakan akhir menjelang kematian bisa berupa retensi urine, napas pendek, rasa sakit, ataupun metabolisme yang tidak normal. Dokter bisa mengurangi hal itu.
4. Penyebab Nonfisik
Meski demikian, ada penyebab nonfisik yang bisa memicunya.
Sejumlah orang percaya, pergolakan menjelang kematianmerupakan respon eksistensial dari orang yang mendekati kematian. Manusia menangis keras saat lahir, maka menangis keras sebelum meninggalkan kehidupan mungkin sesuatu yang wajar.
Orang yang meninggal ternyata bisa dengar percakapan orang hidup. Sebuah klaim mengenai kematian datang dari Dr Sam Parnia, seorang direktur penelitian perawatan kritis dan resusitasi di NYU Langone School of Medicine di New York City.
Dia mengatakan bahwa orang sudah meninggal sebenarnya sadar bahwa mereka sudah meninggal. Hal ini karena kesadaran manusia masih tetap bekerja bahkan setelah tubuh berhenti menunjukkan tanda-tanda kehidupan.
Teori ini juga menunjukkan bahwa seorang yang sudah meninggal akan mendengar pernyataan dari tenaga medis atau orang lain bahwa ia telah meninggal.
Penelitian ini dilakukan dengan melihat orang-orang yang –secara teknis- sudah meninggal akibat serangan jantung namun dapat hidup kembali. Dilansir independent.co.uk, Dr. Sam mengatakan, “Secara teknis, waktu kematian didasarkan pada saat jantung berhenti berdetak.”
Lebih lanjut, saat jantung berhenti berdetak, sirkulasi darah juga akan berhenti dan membuat otak berhenti berfungsi seketika.
Ketika otak berhenti berfungsi, maka semua refleks yang Anda miliki juga berhenti.
Namun ada penelitian lain yang menyatakan bahwa saat seseorang meninggal, terjadi semburan energi di otak.
Penelitian yang dilakukan pada 2013 ini melibatkan sembilan ekor tikus dengan melihat sinyal listrik dalam otaknya yang diberi anestesi mendapat serang jantung, dikutip dari Tribunnews.
Source | : | tribunnews |
Penulis | : | Miya Dinata |
Editor | : | Miya Dinata |
Komentar