Bahkan ia harus menjalani operasi besar dan dipasangkan alat khusus untuk BAB lantaran sudah stadium 4C.
"Operasi cukup besar, dokter ahli memvonis kanker ganas ada di pencernaan usus besar dan usus halus dan stadium empat C," tutur Qomar.
"Jadi pencernaannya diubah tidak di anus BABnya, pinggang sini, dibuatkan lubang stroma," sambungnya.
Kini masih menjalani perawatan intensif, Qomar juga diharuskan rutin menjalani kemoterapi 6 bulan ke depan.
"Alhamdulillah (kondisi pasca operasi) baik, sehat insya Allah saya dalam keadaan sehat, hati, jiwa, dan pikiran," kata Qomar.
"Secara fisik masih dalam proses pemulihan hampir dua bulan ini. Besok mulai kemoterapi selama enam bulan ke depan," kata Qomar.
"Sudah mulai normal makan dan minum, cuma tidak boleh mengkonsumsi yang pedas dan instan. Kalo ayam boleh, ayam kampung, tidak boleh ayam negeri," jelasnya.
"(Semua) Normal sih, cuma memang BAB sedang berubah sistemnya, setalah enam bulan baru normal lagi," tambahnya.
Lelaki yang kini juga mengajar di Universitas Islam As Syafi'iyah jatiwaringin itu pun mengungkap penyebab dirinya terkena penyakit mematikan itu.
"Setelah dilakukan pemeriksaan secara sesama, scan, rontgen, dan semua proses semua medical dilalui 'Pak Haji ada faktor genetika sudah lama'," tutur Qomar menirukan ucapan dokter.
"Jadi faktor genetika, cuma memang barangkali ada satu keadaan pola makan yang tidak sehat," tambahnya.
"(Sekarang) Saya sudah tidak bisa dan tidak boleh makan menu instan, mie instan. Kalo mau yang gurih-gurih bisa ayam kampung dibikin kaldu,
Kalo gurihnya, gurih instan nggak bisa lagi saya konsumsi. Karena secara perlahan tapi pasti itu pemicu sel-sel kanker," terang lelaki beristri 4 itu.
Untuk membiayai kemoterapi hingga 6 bulan ke depan, Qomar mengatakan akan menjual semua koleksi lukisan di rumahnya.
Bukan hanya untuk diri sendiri, rencananya ia juga akan memberikan bantuan untuk orang dengan penyakit sama dengannya yang terkendala biaya pengobatan.
"Saya berencana untuk melelang semua lukisan saya yang saya miliki, sebagian besar akan saya sumbangkan pada penderita yang sama dalam yayasan," pungkasnya.
Source | : | YouTube |
Penulis | : | Nindy Nurry Pangesti |
Editor | : | Nindy Nurry Pangesti |
Komentar