Bisa saya ajak ngomong Anda semua, saya butuh duit satu triliun buat ngejagain Paytern, bisa? Mau Anda patungan? Mau?
Kalau pun mau dan saya terima duit Anda maka saya akan bermasalah hari ini.
Maka itulah saya ngamen, saya ngasong, demi siapa? Demi Anda semua!
Bukankah kita butuh dana? Anda tahu untuk menghidupkan satu kota.
Silakan tanya teman-teman direksi, untuk menghidupkan satu kota pun Paytren menguasai satu kota, sebutlah kota di mana istri saya lahir, kota Tangerang, kita butuh dana Rp 20 miliar, saudara-saudara.
Hari ini saya berhadapan dengan hukum ini, hukum itu, apakah saya ngadu kepada Anda semua? Dan apa membela saya Anda semua?
Anda bersuara ke mana-mana, nggak saya dengar juga tuh.
Ketika banyak orang menjelekkan saya, apakah saya peduli dengan mereka? Tidak!
Yang saya pedulikan adalah seperti Musa AS melihat masa depan. I will bring you tomorrow.
Dan saya tidak pernah tidak konsisten.
Paytren bukan sebuah nama biasa, ia alat perjuangan bos.Bagaimana kita berdiri di Tanah Air kita sendiri. Bagaimana kita menjadi pemilik Tanah Air kita sendiri. Apalagi sekarang ada Treninet.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Lena Astari |
Editor | : | Lena Astari |
Komentar