GridFame.id- Saat ini kasus hepatitis akut tengah menjadi sorotan setelah sekian banyak kasus yang menyerang di seluruh dunia.
Dari laman Sehat Negeriku Dr.dr Hanifah Oswari, SP. A yang menjabat dokter spesialis Anak Konsultan Gastro Hepatologi RSCM FK UI menyebut bahwa hepatitis akut menyerang saluran cerna dan pernapasan.
Penyakit hepatitis di Indonesia sendiri dibagi menjadi 2 jenis yakni hepatitis biasa dan hepatitis akut.
Di mana antara hepatitis akut dan hepatitis biasa itu memiliki banyak perbedaan.
Namun faktanya, banyak masyarakat yang salah mengartikan antara hepatitis akut dan hepatitis biasa.
Lantas apa bedanya hepatitis akut dan hepatitis biasa?
Untuk mengetahui perbedaannya, simak penjelasan di bawah ini.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan beberapa perbedaan hepatitis akut dan hepatitis biasa.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan perbedaannya yakni gejala hepatitis akut bisa memburuh dalam waktu singkat yakni 2-5 hari.
“Tapi kemudian pada kondisi-kondisi tertentu bisa gejala menjadi semakin berat dalam hitungan dua hingga lima hari. Kemudian anak bisa tidak sadar, kejang-kejang. Bahkan untuk salah satu pengobatannya membutuhkan transplantasi hati,” jelas Nadia.
Nadia juga mengatakan hepatitis akut menyerang pasien usia 1-17 tahun. Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan Kemenkes setidaknya terdapat sejumlah hepatitis akut.
Gejala tersebut, antara lain seperti mual, diare, dan muntah. Gejala mual dan muntah yang terjadi secara berulang bisa membuat pasien kehilangan cairan.
Selain versi Kemenkes ada juga perbedaan antara hepatitis akut dan hepatitis biasa dari sumber yang berbeda.
Dikutip dari pyfahealth (15/5) berikut perbedaan hepatitis akut dengan hepatitis biasa:
Pertama, hepatitis akut tidak terdeteksi oleh tes berbeda dengan hepatitis biasa jenis (A, B, C, D dan E) yang bisa terdeteksi tes.
Hal ini dikarenakan setelah melalui berbagai pemeriksaan laboratorium jenis hepatitis akut hasilnya negatif.
Kedua, hepatitis akut ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) dan saat ini penyakit hepatitis akut masih dalam proses penelitian lebih lanjut baik dari cara penularannya hingga pencegahannya.
Berbeda dengan hepatitis biasa yang penularannya tidak semasif hepatitis akut dan Badan Kesehatan Dunia (WHO) tidak menetapkannya sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).
Baca Juga: Penting Ini Pertolongan Pertama Saat Anak Terpapar Hepatitis Akut
Source | : | Youtube,Kemenkes RI |
Penulis | : | Nabilah Hermawati |
Editor | : | Nindy Nurry Pangesti |
Komentar