Ini disebabkan dari bilirubin yang tinggi. Di mana jika kadar bilirubinnya semakin tinggi, maka kulit anak akan menjadi kuning.
“Mata yang sharusnya putih jadi kuning. Kemudian bisa terlihat di telapak tangan dan kaki. Air seninya juga bewarna seperti teh. Kadang disertai feses yang bewarna pucat,” ujarnya seperti dikutip dari laman resmi UNS.
Selain nampak pada ciri tersebut ia mengungkapkan bahwa penderita juga biasanya akan mengalami demam, mual, muntah, badan terasa sakit hingga diare. Jika anak memiliki tanda tesebut, ia menyarankan agar para orang tua dapat segera membawa anak mereka ke dokter.
Untuk melakukan pencegahan hepatitis akut pada anak, ia menghimbau agar masyarakat menaati protokol kesehatan.
Salah satunya penggunaan masker untuk menghindari virus dari mana saja yang bisa masuk sewaktu-waktu.
“Untuk menghindari tetap menggunakan prokes saat ini. Kedua, cuci tangan dulu sebelum kita mengonsumsi makanan karena ini diduga ditularkan melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi,” jelasnya.
Diminta juga untuk para orang tua agar memeriksakan anak jika muncul gejala ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mengetahui diagnosis awal.
Tidak disarankan untuk membawa anak saat sudah muncul gejala yang lebih parah (gejala kuning hingga turunnya kesadaran). Karena jika terlambat dalam membawanya ke penanganan medis, maka peluang dokter untuk menyelamatkan nyawa pasien sangat kecil kecil.
Source | : | Uns.ac.id |
Penulis | : | Nabilah Hermawati |
Editor | : | Lena Astari |
Komentar