GridFame.id - Kabar mengejutkan datang dari komedian Kiwil yang terbaring lemah di ranjang rumahnya.
Kondisi kesehatan Kiwil disebut-sebut memburuk hingga sempat dilarikan ke IGD karena terserang virus di lambung, kepala hingga paru-paru.
Venti Figianti juga menyebut sang suami sempat tak berdaya hingga buang air besar pun di celana karena kondisinya.
Bukan itu saja, Kiwil juga mengatakan rasa sakit di sekujur tubuhnya membuat mantan suami Rohimah itu merasa umurnya tak akan panjang.
Apalagi Kiwil sempat merasakan hal mistis yang membuat bulu kuduk berdiri.
Di depan Venti, Kiwil pun menceritakan kejadian aneh saat kondisi kesehatannya benar-benar drop.
Rupanya ia didatangi sang sahabat, Sapri Pantun yang telah lama meninggal dunia.
Sontak hal itu membuat Kiwil ketakutan akan dijemput ajal.
Menurut pengalaman Kiwil, ternyata didatangi orang yang sudah meninggal bisa menjadi tanda kematian.
Dilansir dari YouTube STARPRO Indonesia, Minggu (22/5/2022) Kiwil merasa dirinya akan segera dipanggil oleh Tuhan.
"Ini yang paling parah, waktu awal-awal udah berpikir wah gue mau mati ini, yang dipikiran gue cuma sakaratul maut," kata Kiwil.
"Sampai gue sempat terpikir iya kaya gitu ngebayangin (didatangi) almarhum Sapri. Apa kayak gini ya rasanya," imbuhnya.
Bak firasat buruk, ternyata didatangi orang yang sudah meninggal memang bisa menjadi tanda kematian.
Tak heran jika hal itu membuat Kiwil sempat ketakutan setengah mati.
Dilansir dari Sonora.ID, berikut tanda kematian yang terlihat 40 hari jelang ajal menjemput:
1. Udara napas yang dihembuskan terasa dingin di telapak tangan. Umumnya hembusan napas yang normal seseorang akan terasa panas/hangat ketika dihembuskan di telapak tangan. Namun, hembusan napas ini justru sebaliknya terasa dingin/sejuk.
2. Dalam manik mata orang lain tidak bisa melihat bayangan kita sendiri. Umumnya bayangan siapa saja bisa dilihat, tapi orang yang menjelang ajal tidak akan bisa melihatnya.
3. Pelemahan pada empat anggota tubuh, empat anggota tubuh terasa nyeri tak tertahankan.
Baca Juga: 2 Bulan Nikahi Bule Turki, Mantan Istri Kiwil Mendadak Pulang ke Indonesia Seorang Diri, Ada Apa?
4. Warna tinja menjadi putih.
5. Gigi menjadi esktrim kering dan hitam.
6. Telinga menjadi lisut dan kusam.
7. Hidung menjadi miring.
8. Bisa melihat bintang pada siang hari, sedangkan orang lain tidak bisa melihatnya.
9. Mata tidak terasa silau ketika menatap matahari. Tentu saja Matahari di siang hari, bukan matahari yang baru terbit dari ufuk timur, mata orang lain merasa silau.
Namun, ia bisa menatap matahari siang itu dengan tenang dan tidak menyilaukan matanya.
10. Air kencing menjadi asam. Tercium aroma asam dari urinnya yang tajam menusuk.
11. Tidak bisa melihat bayangan sendiri. Tidak peduli apakah di bawah pancaran sinar matahari, atau di bawah sinar bulan, tapi ia tidak bisa melihat bayangannya sendiri, tidak ada lagi bayangannya.
12. Garis-garis atau kerut di dahinya membengkak.
13. Muncul bintul-bintul merah di daerah di bawah pusar.
14. Pada titik Yongquan (terletak di 1/3 tengah kaki dari ujung atas) dan titik Yintang (terletak di batang hidung, pertengahan jarak ujung alis mata), terasa nyeri/sakit seperti ditusuk jarum. Jika ada gejala seperti yang disebutkan pada nomor 13 dan 14, ini akan cukup fatal.
15. Emosional yang kerap berubah-ubah tidak menentu. Fluktuasi (emosional) yang tidak biasa dan tanpa sebab yang jelas, tidak dapat mengendalikan diri.
Selain tanda-tanda 40 hari sebelum kematian seseorang menyemput, akan mengalami:
40 menuju hari kematian, tanda-tanda kematian juga muncul setelah masuk waktu asar, bagian pusat dari tubuh kita akan berdenyut.
Itu pertanda bahwa daun yang tertulis nama kita dari pohon yang terletak di Arshy Allah SWT telah gugur.
Lalu malaikat maut mengambil daun tersebut dan segera membuat persiapan diantaranya mulai mengawasi kita setiap saat.
Dan sesekali malaikat maut menampakkan dirinya kepada orang yang akan dicabut nyawanya dalam wujud manusia, dan seketika itu pula orang itu akan terasa terkejut dan bingung melihat malaikat maut.
Source | : | YouTube,Sonora.ID |
Penulis | : | Nindy Nurry Pangesti |
Editor | : | Nindy Nurry Pangesti |
Komentar