GridFame.id - Kabar duka datang dari penyanyi Vina Panduwinata, hati keluarga remuk orang tercinta sudah tiada untuk selama-lamanya.
Orang tercinta meninggal dunia di Rumah Sakit Puri Cinere, Depok, pada Rabu (25/5/2022) pukul 08.30 WIB pagi tadi.
Ibu Vina Panduwinata meninggal dunia.
Kabar duka dibagikan lewat akun stories instagram milik wanita yang akrab disapa Mama Ina itu.
"Innalillahi Wa Innailaihi rojiun," tertulis di akun stories instagram milik Vina Panduwinata beberapa jam yang lalu, dikutip tim GridFame.id, Rabu (25/5/2022).
Sebelum berpulang, ternyata ada firasat bak tanda seseorang akan meninggal dunia.
Duka mendalam begitu dirasakan orang-orang terdekat Vina Panduwinata.
Akun instagram Vina Panduwinata pun banjir ucapan belasungkawa.
Tak lupa doa juga dituliskan netizen khususnya para penggemar.
Vina Panduwinata berduka. Albertine Panduwinata, ibunya meninggal dunia, Rabu (25/5/2022) pukul 08.30 WIB.
Vina Panduwinata menyebut kondisi tubuh ibunya menyusut drastis sebelum akhirnya menghembuskan napas terakhir.
"Dari minggu-minggu sebelumnya lihat bahwa perkembangan tubuhnya udah mulai mengecil," kata Vina saat ditemui Grid.ID di rumah duka kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Rabu (25/5/2022).
Ia pun merasakan firasat berdasarkan ucapan ibunya sendiri.
"Punya feeling 'kayaknya bapak Pandu udah nungguin' gitu sempat terucap," ujar Vina.
Firasat yang diucapkan Vina pun sempat membuat kakaknya terkejut.
"Kakak mama Ina yang paling tua sempat kaget, 'kok Vina ngomong kayak gitu'."
"Itu terucap begitu aja kira-kira dua minggu yang lalu," tutur Vina.
Tak disangka, firasat yang dirasakan Vina terbukti.
Albertine Panduwinata meninggal dunia di usia 93 tahun, beberapa hari sebelum ulang tahunnya yang ke 94.
Walau merasakan duka mendalam, Vina bersyukur ibunya meninggal dunia tanpa mengalami penderitaan yang panjang.
"Aku terima kasih sama Tuhan, mami dipermudah, dipercepat, tapi rasanya masih sakit."
"Ternyata, nggak gampang melepaskannya," ucap Vina.
Sebelum dinyatakan wafat, Albertine sempat berada pada kondisi yang sangat memperihatinkan.
"Kemarin kita semua kakak beradik kumpul karena sempat saturasinya turun sampai 60, tekanan darahnya juga kurang bagus," ujar Vina.
Tak lama berselang, kondisi Albertine mendadak naik secara drastis.
Namun rupanya kondisi yang membaik itu merupakan pertanda bahwa Albertin sedang menemui ajalnya.
"Saat setelah maghrib saturasinya naik sampai 100 berarti kan bagus sekali. "Ternyata itu memang begitu ya kalau mau pergi dikasih bagusnya dulu," kata Vina seraya menangis, dikutip Tribunnews.com.
Tanda Orang Akan Meninggal Dunia
Mendadak sehat ketika seseorang sakit ternyata menjadi salah satu tanda orang akan meninggal dunia.
Menurut sains, gejala kematian atau tanda orang akan meninggal memang tak selalu tampak seperti death rattle, terminal agitation, ataupun sesak nafas. Gejala bisa jadi tampak halus dan kerap diartikan sebagai kesembuhan.
Fenomena kembali segar menjelang kematian itu diabadikan sejak masa Hippocrates dan Ibnu Sina. Mereka mengungkapkan, penderita penyakit mental memperoleh kesadaran kembali ketika ajal sudah dekat tanpa diketahui sebabnya.
Michael Nahm dalam publikasinya di Journal of Near death Experience pada tahun 2009 memperkenalkan istilah "terminal lucidity" untuk menggambarkan fenomena tersebut.
Dalam publikasi itu, dia menggali 80 referensi hasil penelitian fenomena terminal lucidity pada pasien yang menderita penyakit mental.
Lewat publikasi yang berasal dari 50 penulis itu, dia berhasil mengungkap 49 kasus terminal lucidity. Sejak publikasi itu, Nahm sudah merilis makalah laporan kasus terminal lucidity. Salah satunya yang terjadi pada Anna Katharina Ehmer, dipublikasikan di jurnal Death and Dying pada 1 Februari 2014.
Dalam publikasi itu, dokter melaporkan bahwa Ehmer menyanyikan lagu-lagu kematian setengah jam sebelum kematian benar-benar menjemputnya. Menurut Nahm, perilaku itu juga kerap dijumpai pada orang lain yang akan meninggal.
Apa yang memicu "terminal lucidity"? sampai saat ini, pemicunya masih misteri. Nahm masih menggugah kesadaran banyak peneliti untuk menaruh perhatian pada soal itu.
Pada pasien yang mengalami tumor otak, kata Nahm seperti dalam tulisan Peskin di New York Times 11 Juli 2017 lalu, terminal lucidity bisa dipicu oleh penyusutan otak yang berakibat pada pikiran yang lebih jernih.
Tapi, pada penyakit ginjal, jantung, atau orang sehat, penyebabnya belum diketahui.
Nahm mengatakan, penelitian pada terminal lucidity bermanfaat secara medis maupun bagi keluarga yang ditinggalkan. Mereka bisa lebih siap menghadapi kematian orang yang dicintainya, dikutip dari Kompas.com.
Source | : | tribunnews,kompas |
Penulis | : | Miya Dinata |
Editor | : | Miya Dinata |
Komentar