Kondisinya itu menurutnya semakin parah karena bisnis kontraktornya yang ternyata tak berjalan lancar serta tawaran pekerjaan yang hampir tidak ada selama pandemi Covid-19.
Ia terpaksa harus menjual barang-barangnya seperti mobil karena tak mampu membayar cicilan.
"Kendaraan, mobil abis, yang ada saya over kredit, ada yang saya serahin di leasing karena ada beban banyak," kata Yadi.
"Biar beban satu-satu hilang, yang ada kita lepas aja dulu. Dan itu mungkin salah satu yang jadi menyebabkan saya cepat drop saat itu," imbuhnya.
Bahkan saat itu rumah Yadi sudah hampir dipasang tanda disegel.
"Rumah yang saya tempatin mau dikasih plang segel. Tapi dengan negosiasi, kekeluargaan, akhirnya enggak jadi," ucap Yadi.
Tapi yadi bersyukur, atas bantuan beberapa teman, rumah itu akhirnya perlahan bisa dicicil pembayarannya.
Karena pengalamannya itu, Yadi kemudian memberi pesan kepada teman-temannya yang terjun di dunia hiburan agar lebih pandai mengatur keuangan.
"Buat teman-teman seniman, khususnya yang seprofesi sama saya, harus betul-betul belajar, ada tabungan untuk persiapan seperti ini, yang dikala kita lagi enggak ada kerjaan, tapi punya kebutuhan," ujar Yadi.
Source | : | Sripoku.com |
Penulis | : | Ayudya Winessa |
Editor | : | Miya Dinata |
Komentar