GridFame.id - Paranormal Rara Isti Wulandari atau Mbak Rara melalui akun Instagram pribadinya kembali membaca tarot terkait nasib Emmeril Kahn Mumtadz (Eril) yang hilang di Sungai Aare, Bern, Swiss.
Padahal sebelumnya ia sudah meminta maaf soal ramalannya yang dikecam oleh MUI.
Namun lagi-lagi ia masih tetap pada pendiriannya.
Dalam tulisannya, Rara mengatakan banyak orang yang mengatakan ramalannya meleset.
Rara mengaku tidak mempersoalkan hal tersebut.
Sebab, dirinya hanya manusia biasa.
Namun, Rara mengaku terus bermeditasi untuk mengetahui nasib putra sulung Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil tersebut.
“Moment baca tarot mas Eril aku lanjutkan kembali ya. Banyak yg meramalkan aku meleset kujawab ya ngga apa apa. Memang ada yg meleset soal jam dan tanggal diketemukan,” tulis Rara seperti dikutip FIN dari akun Instagram pribadinya @rara_cahayatarotindigo pada Senin (30/5/2022).
Rara mengaku tim pencari akan menemukan fakta atau petunjuk jadibekan celana warna hitam.
“Hanya saja fakta yang unik saat meditasi aku melihat sosok mas Eril itu pakai celana warga gelap dan prediksiku akan menemukan petunjuk jadi celana.
Saat itu media online belum memuat kabar tentang baju terakhir yg dipakai mas Eril anak pak Ridwan kamil yg ternyata warna biru dan celana hitam. Nah ini atas izin Allah Tuhan YME penglihatanku saat komunikasi dg roh mas Eril ya bener warna celana gelap yg ternyata hitam,” lanjut Rara.
Menurut Rara, dia juga diberitahu oleh korban bahwa dia menyesal.
“Aku juga dikasih tau korban menyesal karena bercanda dg kawannya mau menyelam tanpa pelampung. Simbol Tarot three of sword jantung tertusuk kemudian ada kartu pertapa sosok baik mas Eril menghimbau siapapun jangan menyelam ke sungai tanpa Pelampung apalagi di @swiss,” terangnya.
Rara menambahkan soal tidak memakai pelampung itu juga mucul di IG story yang terekam sebelum Eril berenang di sungai Aare.
“Soal tdk pakai pelampung ini jitu. Ternyata muncul berita video IG story tentang obrolan terakhir yg terekam kalau mas Eril menjawab temannya yg bertanya tanpa pelampung berani ngga menyelam."
Rara melanjutkan bahwa ada kartu lennormand ini The gentleman yg menggambarkan seorang laki laki muda di lautan atau sungai.
“Kemudian ada simbol tempat kotak cincin simbol cinta Ridwan kamil yg saat aku bacakan tarot itu masih di Inggris. Semoga setelah pak RK sampai di Swiss bisa ketemu ya. Sosok itu butuh boster energy spiritual doa secara langsung. Smoga bisa diketemukan fisiknya ya aamin saat ada kedua orangtua dan adiknya. Kartu lennormand terakhir simbol choffin batu nisan. Boleh percaya boleh tidak sosok yg dicari mas Eril sudah kembali ke alam semesta-Nya yg terindah dan Happy,” urainya.
Rara berharap ada solusi terbaik untuk menemukan Eril.
Dia juga tidak mempersoalkan orang-orang yang pro dan kontra dengan ramalannya.
“Smoga bisa selesai ada solusi buat kasus ini aamin. Yg Happy dg postingan Rara silahkan kirim doa terus buat korban dan keluarganya. Mohon maaf apabila postingan Rara dirasa bikin gaduh aku hanya menyampaikan pesan dari Akashic Record jagad alam semesta melalui simbol tarot. Salam cahaya kasih sayang alam semesta dariku,” tuturnya.
Rara menyatakan ramalan atau prediksinya bisa juga meleset.
“Ini bisa jadi prediksi Rara jitu bisa juga meleset. Hanya saja Good learningnya adalah ayo siapapun yg berenang di areal sungai atau lautan meskipun jago berenang ya harus jaga diri baik baik. Ya sudah buat yg membully silahkan saja. Buat yg support Rara haturkan Terimakasih,” pungkasnya.
Seperti diberitakan, paranormal Rara Isti Wulandari atau Mbak Rara menjawab kecaman Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas yang menyebutnya dukun jangan bikin gaduh soal nasib Emmeril Kahn Mumtadz (Eril) di Sungai Aare, Bern, Swiss.
Hal ini pun membuat banyak netizen kesal di kolom komentar.
'Rara bisa diem ga'
'Biasanya yg tukang ngeramal kematian malah dia sendiri yg duluan mati ,, ya kaya yg sudah2'
'Gda yg nyuruh loh mbak buat ngeramalin. malah jd meresahkan, udh paling bener kirim doa. drpd mbak di hujat seindonesia'
'kaya org stres (emoji)'
Penulis | : | Lena Astari |
Editor | : | Lena Astari |
Komentar