Padahal biasanya Eril ramah dan sering menyapa Hendar Zaehanan selaku pekerjanya.
"Dari pagi sampai sore dia di atas terus, enggak bercakap. Biasanya suka (menyapa) 'Aa Endar', suka manggil, nanya, kemarin enggak," ucap Hendar Zaehanan.
Mengenang sosok Eril, Hendar Zaehanan menahan tangis.
Mengenal Eril sejak usianya 8 tahun, Hendar Zaehanan menyebut putra Ridwan Kamil adalah sosok yang cerdas lagi mandiri.
Baca Juga: Belajar dari Kasus Eril Pahami Risiko Berenang di Sungai versi Pakar Unpad
"Dia orangnya sangat mandiri dari kecil. Kalau habis tidur, dia selalu beresin kamar sendiri, jadi enggak tergantung ke pekerja. Walaupun saya tugasnya membantuk, tapi dia beres-beres juga. Dia enggak pernah menganggap yang kerja itu sebagai pekerja. Dia menganggap pekerja itu seperti keluarga," akui Hendar Zaehanan.
Pilu mengingat nasib Eril yang belum diketahui, mata Hendar Zaehanan berkaca-kaca.
"Saya kalau naik ke atas, ke kamar, suka meneteskan air mata, karena teringat, sepi, ingat beliau. Ada berita di tv, suka nangis," imbuh Hendar Zaehanan.
Tak bisa berbuat banyak, Hendar Zaehanan hanya bisa mendoakan Eril.
Ia juga meminta agar khalayak turut mendoakan Eril.
"Saya berdoa setiap malam, setiap solat, saya berdoa semoga Aa Eril ditemukan sehat walafiat. Tetapi kalau Allah berkehendak lain, saya terima. Apapun keadaannya, Aa tetap harus ketemu," kata Hendar Zaehanan.
Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Ungkap Gelagat Aneh Eril Sebelum Hilang di Swiss, Asisten Pribadi Tahan Tangis: Enggak Seperti Biasa
Source | : | Tribun Bogor |
Penulis | : | Lena Astari |
Editor | : | Lena Astari |
Komentar