GridFame.id - Kepergiannya membuat banyak orang menangis, ustaz ternama sudah tiada.
Sang ustaz meninggal dunia dalam kecelakaan tunggal di kawasan Jalan Gedung Hijau Raya, Pondok Indah, Jakarta Selatan pada dini hari.
Kronologi kecelakaan disampaikan Kepala Polres Jakarta Selatan.
Sebuah kecelakaan tunggal terjadi pada pukul 01.07 WIB.
Sepeda motor yang dikendarai berpelat nomor B 3590 SJQ melaju dari arah timur, sampai bundaran Pondok Indah, motor menuju Jalan Gedung Hijau Raya mengarah Pondok Pinang.
Di depan rumah Nomor 17 Jalan Gedung Hijau Raya, motor yang dikendarai sang ustaz menabrak trotoar kemudian kehilangan kendali dan menabrak sebuah pohon palem.
Sejumlah orang yang melihat kejadian tersebut sempat memberi pertolongan.
Korban lalu dibawa ke Rumah Sakit Pondok Indah (RS Pondok Indah).
Petugas kepolisian melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) kecelakaan dan kemudian menuju ke RS Pondok Indah, akibat kecelakaan tersebut, sang ustaz mengalami luka di kepala dan tangan.
Di Rumah Sakit Pondok Indah, sang ustaz sudah dinyatakan meninggal dunia, dikutip dari Kompas.com.
Mengenang Sosok Ustaz Jeffry Al Buchori yang Sudah Tiada
Adik kandung Ustadz Jeffry Al Buchori, Fajar Sidik, mengungkapkan sejumlah tanda kurang baik sebelum kakaknya meninggal dunia.
Menurut Sidik, firasat pertama terlihat saat Uje menyampaikan informasi lewat pesan broadcast Blackberry Messenger (bbm) pada beberapa hari lalu.
Saat itu, menginformasikan dirinya sudah tidak lagi menggunakan BB.
"Semuanya di-broadcast, di bilang kalau BB ini tidak saya gunakan lagi, mohon maaf lahir batin, wassalamualaikum," ungkap Sidik.
Tak lama kemudian, lanjut Sidik, telepon seluler BB Uje tercebur di kolam renang.
"Dan khatamlah BB itu. Ditanya kenapa tak pakai BB lagi, katanya error trus. Lalu dikasih BB lagi sama teman ustad, sama nomor hp-nya juga. Tapi, anehnya, waktu di-invite enggak bisa. Waktu saya miscall enggak bisa, tapi dia bisa telepon saya. Yah, saya langsung simpan nomor itu dan bagikan ke teman-teman," ujarnya.
Firasat janggal kedua yang dialami Sidik, yakni waktu merasakan dinginnya tangan Uje.
Sidik menceritakan, Uje memang kerap sakit bila kondisi fisiknya keletihan. Untuk sakit terakhirnya, Sidik mengaku sudah berkali-kali mengajak kakaknya itu untuk berobat.
Namun, tak terlalu digubris oleh Uje.
"Ketika disini saya sempat berdebat, terus bilang ke umi (ibunda). Dia diajak berobat enggak mau, kasian dong jamaah," ujarnya.
Sidik mengajak Uje berobat karena tahu kakaknya itu harus fit menghadapi tablik akbar di Hongkong pada akhir pekan ini.
"Kata beliau, 'sudalah Ki, yang sakit kan gw, enggak usah ikut campur urusan gw dah. Saya jawab, 'Oh ya sudah kalau itu maunya'." tutur Sidik.
Sidik mengaku kaget saat Uje mendatanginya pada dua hari lalu sebelum meninggal dunia.
"Saya kaget pas lagi tidur, jidat saya dipegang sama dia. Katanya, kirain tidur. Saya pas dipegang tangannya dingin banget, bukan dingin AC. Uje bilang begini, 'Jangan salahkan Iba, jangan salahkan Opik, karena saya suka marah sama mereka, marahnya Uje (selaku) bos mereka, Allah kasih rezeki ke mereka lewat Uje, tapi saya suka cerewet," tuturnya.
Firasat terakhir, saat Uje memberikan uang Rp 500 ribu dari dompetnya ke putra dan putri Sidik.
"Uje kasih uang ke anak saya. Katanya, 'Ni om Pi (Jefri) punya uang, kamu bagi ya. Doakan om Pi yah biar masuk surga," ungkapnya.
"Saya tanya bercanda, 'terus ane bagaimana?. Katanya, 'Kan ente mau jadi anggota dewan," kata Sidik saat mengenang dirinya disindir oleh Uje saat itu, dikutip dari Tribunnews.
Banyak kenangan dan pesan yang diberikan Uje semasa hidupnya, baik kepada keluarga dan para sahabat. Rindukan momen bersama Salah satu anak mendiang Uje, Abidzar Al Ghifari, mengaku merindukan momen-momen kebersamaan dengan sang ayah.
Menurut Abidzar, begitu banyak momennya bersama sang ayah yang tak bisa terulang. "Sebenarnya banyak banget sih momen bareng yang hilang ya, enggak cuma di rumah, tetapi kayak lagi hang out bareng," ucap Abidzar dari YouTube Alfie Alfandy.
Salah satunya, kata Abidzar, yang paling terasa adalah ketika ia mengendarai sepeda motor. Kebetulan, Abidzar kini memiliki hobi yang sama dengan Uje, yakni mengendarai sepeda motor besar alias moge.
Abidzar mengaku, sejak ayahnya pergi, ia belum kesampaian merasakan touring jarak jauhbersama ayahnya. Selain itu, momen dibonceng dengan motor besar tak akan bisa dirasakan lagi oleh Abidzar.
Abidzar mencurahkan rasa rindunya yang sudah tak tertahan pada ayahnya. "Kangen banget. Yang pasti mau motoran bareng," ujar Abidzar. Abidzar lalu menyampaikan pesan menyentuh untuk Uje. Ia meminta ayahnya menantinya di surga.
"Tungguin dedek (Abidzar), sambut di depan pintu surga nanti di surga kita naik motor," ujar Abidzar.
Abidzar sering menangis ketika mendengarkan lagu-lagu ayahnya. Abidzar mengaku lagu tersebut membuatnya tersentuh, apalagi di kala ia sedang rindu dengan sosok dai kondang yang dikenal luwes tersebut.
Meski lagu berjudul "Ayah Bunda" tak terlalu populer semasa Uje masih hidup, tetapi lagu itu punya kedekatan emosional baginya. Lagu "Ayah Bunda" dirilis pada tahun 2011 yang merupakan bagian dari album "Shalawat Cinta".
Sepanjang hidupnya, Uje sudah mengeluarkan tiga album religi, yakni Lahir Kembali (2005), Shalawat (2006), dan Shalawat Cinta (2011). Selain itu, Uje juga pernah berkolaborasi dengan grup band Ungu dalam lagu "Surga Hati" yang album religi Para Pencari-Mu yang dirilis tahun 2007, dikutip dari Kompas.com.
Tanda Orang Akan Meninggal Dunia
Makan dan minum lebih sedikit Kebutuhan akan energi berkurang seiring bertambahnya usia. Karena tidak memerlukan banyak energi untuk melakukan tugas sehari-hari, para lansia tampaknya merasa kurang memerlukan makanan dan minuman.
Orang yang hampir meninggal ini bahkan mungkin tidak akan tertarik lagi pada makanan favorit mereka. Beberapa di antaranya malah bisa jadi sampai benar-benar berhenti makan atau minum.
Tanda-tanda vital berubah Tekanan darah menurun saat seseorang mendekati ajal. Selain itu, mereka mungkin akan mengalami masalah pernapasan dan detak jantung menjadi tidak teratur atau sulit dideteksi. Saat tekanan darah turun, ginjal akan berhenti bekerja juga. Seseorang yang dekat dengan ajal mungkin memiliki urin berwarna cokelat atau berwarna karat.
Suhu tubuh turun Sirkulasi darah mengalir ke dalam, menuju organ vital ketika seseorang tengah berhadapan dengan hari-hari terakhir di dunia. Itu berarti sirkulasi darah di tempat-tempat lain, seperti tangan dan kaki menjadi sangat berkurang. Kondisi itulah yang bisa menyebabkan kulit dan anggota badan terasa dingin saat disentuh. Kulit mungkin terlihat pucat juga. Akhirnya, sirkulasi yang berkurang dapat menyebabkan kulit tampak biru-ungu berbintik-bintik.
Melansir Medical News Today, pada jam-jam terakhir sebelum seseorang meninggal dunia, organ-organ mereka mati dan tubuh mereka berhenti bekerja. Pada saat itu, yang mereka butuhkan hanyalah orang-orang tersayang berada dekat. Orang lain yang datang harus membuat seseorang yang sedang sekarat ini merasa senyaman mungkin, dikutip dari Kompas.com.
Mengatakan hal-hal tak biasa juga jadi tanda orang akan meninggal Dunia, dikutip dari Sonora.id.
Biasanya seseorang yang akan meninggal mengatakan hal-hal tak biasa.
Kebayangakan, hal tersebut merupakan pesan terakhir seseorang yang akan meninggal.
Tanda Orang Akan Meninggal Bisa Dilihat 40 Hari
Dilansir situs informasi Islam, muslimahcorner, berikut tanda-tanda berikut sebelum kematian.
40 hari sebelum kematian
Tanda-tanda kematian ini juga muncul setelah masuk waktu asar, bagian pusat dari tubuh kita akan berdenyut. Itu pertanda bahwa daun yang tertulis nama kita dari pohon yang terletak di Arshy Allah telah gugur.
Lalu malaikat maut mengambil daun itu dan segera membuat persiapan. Di antaranya mulai mengawasi kita setiap saat.
Sesekali malaikat maut menampakkan dirinya kepada orang yang akan dicabut nyawanya dalam wujud manusia.
Seketika itu pula orang tersebut akan terasa terkejud dan bingung melihat malaikat maut. Walaupun malaikat maut wujudnya hanya satu, tapi atas izin Allah, dia mampu mencabut nyawa seseorang dalam waktu bersamaan.
Sehari sebelum kematian
Tanda-tanda kematian ini juga terjadi setelah waktu ashar, kita akan merasakan denyutan dibagian ubun-ubun. Ini menandakan kita sudah tak sempat lagi melihat waktu ashar di keesokan harinya.
Tanda terakhir
Kita akan merasakan sejuk dibagian pusat, lalu turun ke pinggang dan akan terus naik ke bagian halkum. Pada masa ini hendaknya kita sering beristighfar memohon ampun pada Allah, dan sering-sering membaca syahadat.
Menata hati, memfokuskan fikiran kita hanya kepada satu arah yaitu Allah SWT.
Dengan demikian semoga dengan sedikit pengetahuan menjelang kematian, kita punya kesiapan untuk menghadapinya, dikutip dari Tribunnews.
Wallahu a'lam.
Source | : | tribunnews,kompas,Sonora.id |
Penulis | : | Miya Dinata |
Editor | : | Miya Dinata |
Komentar