Dalam keterangan itu, ia mempersilakan warga untuk bebas bernarasi, membentuk opini, menyiratkan, dan menyudutkan dengan opini apa saja.
Yusuf Mansur juga membiarkan warga untuk menghukum serta menghakiminya meski belum ada keputusan pengadilan. Kata dia, hal tersebut bakal memberatkan mereka sendiri di mata hukum.
"Ini akan memperberat mereka sendiri di kemudian hari, dengan izin Allah. Baik di mata Allah, maupun di mata hukum," ucap Yusuf Mansur.
Soal penggerudukan Sekretaris Yayasan Pelita Lima Pilar, Herry M Joesoef, mengatakan bahwa puluhan orang yang menggeruduk kediaman Yusuf Mansur itu menuntut kesediaan sang ustaz untuk berdialog dengan mereka.
Yayasan yang bergerak di bidang keagamaan itu kini mendampingi para jemaah Masjid Darussalam Kota Wisata itu dalam menangani masalah mereka dengan Yusuf Mansur.
Kronologi Rumah Yusuf Mansur Digeruduk
Herry menceritakan, penggerudukan itu dilakukan Senin, pukul 09.15 WIB. Menurut Herry, penyampaian tuntutan itu berlangsung selama 1,5 jam. Setelah menyampaikan tuntutan, mereka pun meninggalkan lokasi. Herry mengaku bahwa mereka tidak bertemu dengan Yusuf Mansur saat aksi penggerudukan digelar.
Baca Juga: Ustaz Yusuf Mansur Kabur Saat Rumahnya Digeruduk Massa?: Ngacir, Gak Tahu Ke Mana!
Mereka juga tidak bertemu dengan pihak keluarga Yusuf Mansur. Namun, puluhan orang itu bertemu dengan seseorang yang mengaku sebagai kuasa hukum Yusuf Mansur. 250 orang ikut investasi Herry menuturkan, ada sebanyak 250 pengurus dan jemaah Masjid Darussalam Kota Wisata yang mengikuti program investasi bisnis batu bara.
"Ada program investasi batu bara, yang melibatkan jemaah dan pengurus Masjid Darussalam Kota Wisata Cibubur," ucap Herry. "Sebanyak 250 orang yang mengikuti investasi tersebut," sambungnya.
Menurut Herry, ratusan jemaah dan pengurus Masjid Darussalam Kota Wisata itu mengeluarkan uang untuk investasi dengan nominal yang berbeda-beda. Sebagai contoh, seorang marbot Masjid Darussalam Kota Wisata disebut mengeluarkan jutaan rupiah untuk investasi itu.
Source | : | Instagram,kompas |
Penulis | : | Miya Dinata |
Editor | : | Miya Dinata |
Komentar