Ada pun beberapa gejala yang dirasakan pasien Covid-19 akibat subvarian tersebut adalah batuk, pilek, bersin-bersin, hidung meler, hidung tersumbat dan terkadang bisa menyebabkan meriang.
Sementara itu, jika gejalanya berskala sedang, pasien dapat merasakan keluhan seperti hilangnya indra perasa, penciuman, hingga sesak napas.
Hal itu merujuk pada jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit akibat Covid-19 belum bertambah signifikan.
Berdasarkan gejala yang ditimbulkan, memperkirakan bahwa puncak kasus yang disebabkan subvarian BA.4 dan BA.5 tampaknya tidak separah kenaikan kasus akibat varian Delta di tahun 2021.
"Kelihatannya tidak, jadi yang ini hanya kelihatan lama virusnya berada di tengah kita.
Untuk kenaikan kasusnya tidak melebihi varian sebelumnya." tambah Prof Zubairi di video lanjutannya.
Lebih lanjut terkait dengan gejala tersebut, kenaikan kasus yang diakibatkan subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 pun dikatakan cukup aman bagi masyarakat.
Baca Juga: Terkuak Ini Komorbid Terbanyak Pada Pasien Omicron BA.4 dan BA.5
Pasalnya, kata dokter yang akrab disapa Prof Beri itu, prinsip gejala akibat Omicron BA.4 dan BA.5 cenderung ringan.
"Tidak lebih berat prinsip gejalanya ringan. Dan saya kira cukup aman buat kita tapi mungkin cukup lama bertahan di kita," tandas dia.
Prof. Zubairi tetap mengimbau masyarakat untuk tidak panik, dan menerapkan protokol kesehatan.
Kelompok Rawan yang Berisiko Terpapar
Source | : | kompas |
Penulis | : | Miya Dinata |
Editor | : | Miya Dinata |
Komentar