GridFame.id - Fujianti Utami alias Fuji bikin heboh usai ditawari job fetish nyeleneh.
Fuji diminta seseorang untuk berikan kaos kaki bekas atau sepatunya untuk dicium.
Tak tanggung-tanggung, sosok tersebut bakal membayar Fuji dengan jumlah fantastis.
Ketenaran Fujianti Utami saat ini memang tak bisa diragukan lagi.
Sejak kedua kakaknya meninggal dunia, karier Fuji langsung melejit di dunia entertainment.
Diketahui Fuji kerap kali kebanjiran endorsment di Instagram.
Tak cuma itu, adik ipar Vanessa Angel bahkan didapuk jadi brand ambassador hingga pemain film layar lebar.
Kini, Fuji syok berat saat dapat tawaran job 'fetish' yang cukup nyeleneh.
Memangnya bagaimana ya?
Belum lama ini, Fuji membeberkan sebuah fakta mengejutkan sekaligus bikin syok.
Lewat InstaStory-nya, Fuji memperlihatkan email masuk soal tawaran job.
Namun bukannya iklan, Fuji justru dapat tawaran job fetish dari orang tak dikenal.
"Kaa, ka FUJI bisa job fetish engga ?" tanya pengirim email, dikutip GridFame.id dari Instagram @Fuji_an.
Sang pengirim lantas menjelaskan jika ia selama ini sangat kagum dengan Fuji.
Sampai-sampai ia ingin mencium bau kaos kaki atau sepatu bekas Fuji yang belum dicuci.
"Jadi gini ka aku suka bgt liat ka FUJI.
Boleh engga aku pengen izin nyium kaos kaki bekas pakai ka FUJI.
Sama izin isep aroma sepatu yg sering ka FUJI pakai yg belum di cuci," lanjutnya.
Sang pengirim menekankan jika ia tak akan berbuat lebih dari itu.
Ia mengaku hanya ingin mencium kaos kaki bekas dan sepatunya saja.
"Note: Sebatas kaos kaki sama sepatu aja tidak lebih, bisa tidaknya bales ya," lanjutnya.
Di akhir kalimat, sang pengirim menawarkan bayaran yang cukup fantastis.
"Untuk buget fee 20 s/d 35 jt," ujar pengirim email.
Tentu saja angka tersebut terlampau tinggi jika dilihat tugas Fuji hanya memberikan kaos kaki bekasnya saja.
Namun, Fuji bak beri penolakan tawaran job fetish tersebut.
Seolah geli, Fuji sampai melontarkan kalimat yang cukup menohok.
"Euuu... Bocah ngapa yak," ujar Fuji.
Source | : | |
Penulis | : | Hani Arifah |
Editor | : | Miya Dinata |
Komentar