Lebih lanjut ilmuwan menyebut pelacakan yang dilakukan oleh INSACOG ini menyebabkan terdeteksinya subvarian Omicron BA.2.75.
“Kami melihat bagaumana BA.2 yang terutama memicu gelombang ketiga pada bulan Januari, masih menyeabkan terobosan dari infeksi ulang pada Juni 2022,” ujar ilmuwan INSACOG.
Ia menambahkan hal tersebut menyebabkan ditemukannya BA.2.75 yang memiliki lebih dari 80 mutasi.
Sementara itu Epidemiologi Griffith University Dicky Budiman kembali memperingatkan pemerintah dan masyarakat akan potensi penyebaran subvarian baru Omicron BA.2.75.
“Sekarang bukan hanya BA.4 BA.5 ya, sudah ada BA.2.75 turunan dari Omicron BA.2 yang hampir bahkan bisa berpotensi sama dengan Delta,” ujar Dicky.
Dia mengungkap subvarian tersebut memiliki ciri yakni mutasi di spike sangat tinggi dan terdapat kemungkinan menurunkan efikasi antibodi.
Oleh karenanya langkah cepat dan tepat dari pemerintah sangat dibutuhkan untuk mengantisipasi penyebaran subvarian tersebut.
Baca Juga: Begini Cara Bedakan Anda Terinfeksi Omicron BA.4 dan BA.5 dengan Flu Biasa
Source | : | times of india |
Penulis | : | Nabilah Hermawati |
Editor | : | Nindy Nurry Pangesti |
Komentar