“Biasanya suka ada yang ngajak ngonten terus dikasih duit,” kata Ale.
Di balik fenomena fashion yang viral tersebut, ternyata remaja-remaja SCBD itu berasal dari anak-anak yang kurang mampu.
Bahkan menurut Vintha, remaja-remaja tersebut juga sempat direndahkan dan dihina karena penampilan mereka yang kucel dan warna kulit gelapnya yang dianggap seperti orang yang tidak mandi.
“Banyak orang nyinyirin mereka, yang paling sedih itu ada yang bilang ‘minimal mandi lah’,” kata Vintha kepada Deddy Corbuzier.
Bahkan, ternyata banyak dari mereka yang juga tidak memiliki media sosial untuk menunjukkan penampilan mereka kepada publik.
Padahal media sosial sendiri menjadi wadah mereka untuk lebih memperkenalkannya lagi kepada publik.
Hal itu kembali lagi pada persoalan bahwa para remaja tersebut berasal dari orang-orang yang kurang mampu secara finansial.
“Mereka sendiri untuk mengembangkan diri mereka agak susah nih. Karena modalnya bener-bener se-zero itu,” katanya lagi.
Ada juga yang menghina gaya fashion mereka karena dianggap aneh, norak dan lain sebagainya.
Padahal menurut Vintha fashion merupakan sebuah seni yang tidak dibatasi dan remaja-remaja Citayam Fashion Week tersebut mau untuk membuat style mereka sendiri dengan uang yang mereka miliki.
“Harus di note lagi nih om Ded, mereka dari orang susah, mereka mau loh spend money mereka untuk styling there flows. Fashion itu juga karya seni loh om Ded sama kaya lukisan, nyanyian, film. Sama industri kreatif, jadi kenapa harus membatasi baju tuh harus seperti apa,” lanjutnya Vintha.
Ale sendiri yang saat ini menjadi model jalanan di Citayam Fashion Week sempat merasakan hal tersebut dan gaya fashionnya dianggap aneh karena terlalu nyentrik dan berbeda.
Dalam dunia fashion sendiri tidak ada pakaian yang benar dan salah, karena itu semua adalah fashion.
Penulis | : | Lena Astari |
Editor | : | Lena Astari |
Komentar