"Dari Covid langsung nggak bisa jalan sampai sekarang," tambahnya.
Penyakit Gombloh yang cukup serius itu pun membuat pemilik nama asli Supardi tersebut kerap mendapat rawat inap di Rumah Sakit Sardjito. "Di Rumah Sakit Sardjito, udah lama sekali (dirawatnya)." "Pulang-pergi, pulang-pergi terus, rawat inap terus di Sardjito," jelas Martina.
Sebelum meninggal dunia, Martina menuturkan bahwa Gombloh meminta dimakamkan di Jakarta "Tapi sebelum meninggal dia minta dimakamkan di Jakarta," tuturnya.
Semua pihak pun telah berusaha dengan semaksimal mungkin. Martina percaya bahwa suaminya tak sakit lagi.
"Saya udah berusaha, semuanya udah diusahakan, tapi itu yang terbaik yang Tuhan berikan."
"Jadi dia udah nggak sakit lagi, dia udah di surga bersama Tuhan Yesus," ucapnya.
Martina juga meminta kepada masyarakat untuk memaafkan suaminya.
"Untuk semua masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Jogja, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya."
"Mohon bukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya untuk suami saya Bapak Eddy Gombloh, terima kasih," tutup Martina Lubalu, dikutip dari Tribunnews.
Penulis | : | Miya Dinata |
Editor | : | Miya Dinata |
Komentar