Melansir dari NHS, miom bisa berkembang karena pengaruh hormon estrogen.
Hormon ini merupakan hormon reproduksi wanita yang dihasilkan ovarium atau indung telur.
Tak pelak, penyakit ini kerap muncul saat organ reproduksi wanita sedang aktif.
Ketika kadar estrogen sudah menurun atau rendah saat menopause, risiko terkena miom juga menurun.
Ada beberapa faktor risiko yang bisa jadi penyebab miom, antara lain:
Pola pertumbuhan miom juga bervariasi.
Ada yang tumbuhnya lambat, cepat, atau ukurannya ajek sama.
Beberapa miom bahkan ada yang tumbuh besar dengan cepat, lalu menyusut dengan sendirinya.
Salah satunya, miom yang muncul selama kehamilan.
Miom tersebut bisa membesar selama hamil, lalu menyusut atau hilang setelah persalinan dan rahim kembali ke ukuran normal.
Miom yang tidak menimbulkan gejala tertentu umumnya tidak perlu diobati.
Namun, jika masalah kesehatan ini mengganggu aktivitas atau memicu komplikasi, dokter biasanya meresepkan obat untuk mengecilkan miom.
Jika pengobatan tidak efektif, dokter baru merekomendasikan operasi atau tindakan medis lainnya.
Artikel Ini Telah Tayang Sebelumnya di Kompas.com dengan Judul "8 Gejala Miom dan Penyebabnya"
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Nindy Nurry Pangesti |
Editor | : | Nindy Nurry Pangesti |
Komentar