GridFame.id - Kapan boleh berhubungan setelah operasi miom?
Jangan sampai salah, berhubungan setelah operasi miom bisa juga terjadi pendarahan.
Operasi miom memang berhubungan dengan kondisi rahim.
Makanya jika mau berhubungan seks setelah operasi miom harus mengetahui satu hal ini dulu.
Miom merujuk pada tumor jinak yang berasal dari lapisan sel otot rahim.
Kondisi ini, bila terus membesar, bisa membuat penderitanya mengalami pola menstruasi yang abnormal, rasa nyeri dan penuh di perut bawah, lebih sulit hamil, dan bila pun hamil, tidak jarang juga akan terjadi gangguan kehamilan nantinya (termasuk keguguran, persalinan prematur, dan perdarahan masif pasca salin).
Karenanya, kondisi ini perlu ditangani lebih lanjut, termasuk dengan pembedahan dan pemberian beberapa jenis obat.
Dilansir dari berbagai sumber, umumnya luka bekas operasi miom akan sembuh antara 4 hingga 6 minggu.
Tapi biasanya Anda juga bisa pulang ke rumah lebih cepat dengan syarat tidak ada penyulit tertentu sehingga bisa menjalani sisa pemulihan Anda di rumah.
Jadi, disarankan untuk tidak memasukkan apa pun ke dalam vagina selama sekitar 6 minggu.
Rekomendasi ini didasarkan pada waktu rata-rata yang diperlukan untuk sembuh setelah histerektomi, yaitu sekitar 6 hingga 8 minggu.
Baca Juga: Simak Ukuran Miom yang Harus Dioperasi, Jangan Takut Karena Prosesnya Tak Lama!
Tetapi perlu diingat bahwa kondisi tubuh setiap orang berbeda dan setiap wanita mungkin akan memerlukan waktu dan memperlihatkan tingkat kesembuhan yang berbeda juga.
Untuk menghindari terjadi hal negatif sebagai pengaruh rahim diangkat, sebaiknya hentikan aktivitas seksual apapun sampai semua keputihan yang berhubungan dengan operasi telah berhenti dan dokter telah menyatakan luka benar-benar sembuh.
Perdarahan abnormal pasca berhubungan seksual sesuai dilakukannya operasi miom seringnya wajar terjadi karena sisa jaringan di rahim pasca operasi yang belum tuntas.
Bisa juga, perdarahan ini muncul karena produksi pelumas vagina yang kurang, karena tubuh yang masih tidak nyaman pasca operasi.
Faktor lain, seperti radang panggul, kanker serviks, endometriosis, infeksi kelamin, gangguan perdarahan, dan sebagainya pun bisa juga mencetuskan perdarahan seperti ini.
Bila perdarahan yang dialami wajar saja (tidak melebihi 2 minggu, tidak sampai membuatnya ganti pembalut lebih dari 5 kali dalam sehari) tanpa disertai keluhan lain yang lebih berat, seperti kram perut, keputihan abnormal, panas dingin, anemia, dan sebagainya, seringnya kondisi ini tidaklah berbahaya.
Anda bisa lebih banyak beristirahat, jangan dulu berlebihan berhubungan seksual (apalagi yang melibatkan penetrasi vagina), tingkatkan kebersihan organ intimnya dengan baik, minum lebih banyak, makan makanan yang mengandung kaya antioksidan dan vitamin K, jangan juga beraktifitas fisik terlalu lelah (termasuk mengangkat beban berat), jangan terlalu banyak pikiran, serta jangan sembarangan minum obat selain yang diberikan oleh dokter.
Sebaliknya, jika perdarahan yang muncul sangat masif, berkepanjangan, atau disertai tanda-tanda bahaya lain seperti telah kami sebutkan di atas, lebih baik memeriksakan dirinya kembali ke dokter atau dokter kandungan supaya ditangani dengan benar sesuai penyebabnya.
Penulis | : | Lena Astari |
Editor | : | Lena Astari |
Komentar