GridFame.id – Saat ini kasus Covid di Singapura kembali mengalami lonjakan akibat penyebaran subvarian Omicron XBB.
Seperti tercatat pada Jumat lalu, negara tersebut melaporkan lebih 9.000 kasus Covid dalam sehari.
Adapun varian Subvarian Omicron XBB menyumbang 54 persen dari kasus lokal selama minggu 3-9 Oktober 2022.
Ini adalah peningkatan dari minggi lalu yakni mencapai 22 persen dari kasus Covid lokal.
Beberapa pakar bahkan memprediksi gelombang Covid Subvarian Omicron XBB kemungkinan akan mencapai pucaknya pertengahan November.
Menteri Kesehatan Ong Ye Kung memprediksi jumlah kasus harian bisa berada di 20 hingga 25 ribu pasien per hari.
“Ini kemungkinan akan menjadi gelombang pendek dan tajam. Sekitar pertengahan November, kita akan melihat gelombang mereda,” jelasnya seperti dilansir dari Channel News Asia.
Meskipun begitu, Kemenkes Singapura menyebut bahwa istuasi sejauh ini cukup terkendali jika dibandingkan dengan gelombang sebelumnya.
Meski sangat menular, sejauh ini tidak menyebabkan penyakit yang lebih parah daripada gelombang sebelumnya.
Lantas apa saja gejala-gejala yang banyak dikeluhkan pasien Subvarian Omicron XBB?
Simak yuuk!
Baca Juga: Begini Gejala Omicron BA.4 dan BA.5 yang Khas Muncul di Malam Hari
Dikutip GridFame.id dari The Strait Times, Departemen Kesehatan Singapura melaporkan sebagaian besar pasien hanya mengalami gejala ringan.
Utamanya mereka yang telah mendapatkan suntikan vaksin.
Adapun beberapa gehala yang dialaminya diantaranya:
Sakit tenggorokan;
Demam ringan;
Untuk itu masyarakat disarankan untuk melengkapi dosis vaksinasi Covid-19 hingga dosis lengkap.
Para ahli juga sepakat bahwa vaksinasi tetap bisa melindungi Anda dari ancaman gejala berat akibat subvarian Omicron XBB.
Vaksin booster diklaim tetap efektif, namun mereka yang belum vaksin lengkap dan booster tetap berisiko.
Semoga bermanfaat!
Baca Juga: Jangan Disepelekan Ini Tanda Anda Terinfeksi Omicron Varian Baru
Source | : | The Strait Times,Channel News Asia |
Penulis | : | Nabilah Hermawati |
Editor | : | Nindy Nurry Pangesti |
Komentar