GridFame.id - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meminta masyarakat untuk waspada, kasus Covid-19 Omicron XBB ditemukan di Indonesia.
Kemenkes juga meminta masyarakat untuk tetap menjaga adan memperkuat protokol kesehatan terutama penggunaan masker.
Covid-19 subvarian omicron XBB sebelumnya diketahui telah meluas di Singapura dengan total infeksi mencapai 6.000 kasus per hari.
WHO pun mengumumkan subvarian XBB telah teridentifikasi di 26 negara.
Subvarian ini telah membuat lonjakan kasus Covid-19 di Singapura.
Tren perawatan di rumah sakit juga meningkat.
Lantas seberapa bahayanya covid-19 subvarian ini?
Waspadai juga gejalanya.
Mengutip dari laman setkab.go.id, Juru Bicara Kementerian Kesehatan M. Syahril mengungkapkan, kasus pertama XBB di Indonesia merupakan transmisi lokal. Varian XBB ini terdeteksi pada seorang perempuan berusia 29 tahun yang baru saja kembali dari Lombok, Nusa Tenggara Barat.
“Ada gejala seperti batuk, pilek, dan demam. Ia kemudian melakukan pemeriksaan dan dinyatakan positif pada 26 September. Setelah menjalani isolasi, pasien telah dinyatakan sembuh pada 3 Oktober,” ujar Syahril.
Baca Juga: Subvarian Omicron XBB Buat Kasus Covid Melonjak Tajam di Singapura Ini Gejalanya
Dilansir dari Prevention, tanda Omicron XBB kurang lebih sama dengan subvarian Omicron sebelumnya, antara lain:
Demam atau menggigil kedinginan
Jika Anda mengalami gejala Omicron XBB di atas, segera lakukan tes Covid-19 untuk memastikannya, dikutip dari Kompas.com.
Seberapa Bahayanya?
Pakar epidemiologi dari Griffith University Australia Dicky Budiman memaparkan, sebagian besar kasus Omicron XBB bergejala ringan dan memiliki fatalitas keparahan yang rendah.
Namun, ia mengingatkan, subvarian ini masih tetap mengancam kelompok rawan dalam masyarakat, termasuk lansia, pengidap komorbid, dan anak-anak. Sebab, menurutnya, kemampuan subvarian virus corona ini jauh di atas varian Delta yang disebut paling mematikan. Subvarian ini lebih cepat dan efektif menembus antibodi serta menginfeksi tubuh.
"Sebetulnya bahkan jauh lebih parah (XBB dibanding Delta) dalam arti kemampuan virus dalam menembus kemampuan benteng antibodi kita," tutur Dicky, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (22/10/2022). Meski demikian, terkait dampak keparahannya, XBB akan lebih ringan karena sebagian penduduk sudah memiliki antibodi lebih kuat dibanding saat Delta menyerang.
"Kalau XBB ini terjadi pada 2021 saat sebagian dari kita belum memiliki imunitas, keparahannya bisa jauh lebih besar daripada yang diakibatkan oleh Delta," kata Dicky, dikutip dari Kompas.com.
Baca Juga: Sering Dianggap Sepele Padahal Ini Tanda Gejala Khas Omicron Pada Malam Hari
Waspada, Omicron XBB mudah menular
Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH menjelaskan, Covid-19 varian baru ini cepat menular seperti karakteristik Omicron lainnya.
Namun, potensi fatalnya relatif rendah jika dibandingkan varian Covid-19 lainnya. Syahril mengingatkan, masyarakat untuk tetap waspda dengan penularan Covid-19 dan tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan.
“Negara belum bisa dikatakan aman dari pandemi Covid-19. Mutasi varian baru masih bisa berpotensi terjadi. Dalam 7 hari terakhir dilaporkan ada kenaikan kasus di 24 provinsi,” kata dia.
Apa Itu Omicron XBB?
Dilansir dari India Today, Covid-19 subvarian omicron XBB adalah hibrida dari subvarian BA.2.75 dan BJ.1 Omicron. XBB ditemukan pertama kali di Singapura pada bulan Agustus.
Diyakini bahwa varian XBB memiliki "keunggulan pertumbuhan" dibandingkan BA.2.75 dan sifat menghindari kekebalan. XBB memiliki tujuh mutasi pada protein spike.
Sistem kekebalan membutuhkan waktu untuk mengenali XBB. Hal tersebut menipu dan menghindari sel-sel kekebalan dan dapat memasuki sel-sel tubuh lebih mudah untuk menyebabkan infeksi.
Beberapa ahli percaya bahwa XBB adalah varian Covid yang paling menular. Beberapa peneliti berpendapat bahwa vaksin Covid tidak akan mampu melindungi orang dari varian ini. Ada juga indikasi bahwa XBB dapat menyebabkan peningkatan infeksi ulang, dikutip dari Kompas.com.
Baca Juga: Muncul Gejala Ini di Malam Hari? Hati-hati Tanda Terkena Omicron BA.4 dan BA.5
Penulis | : | Miya Dinata |
Editor | : | Miya Dinata |
Komentar